
IISIA Apresiasi Kemenperin karena Terapkan SNI Atas Program Substitusi Impor

Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim (kiri) dan Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga dari kanan)/The Iconomics
Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mengapresiasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) karena menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) atas program substitusi impor. Langkah strategis ini dinilai akan mendongkrak daya saing industri logam di Tanah Air serta melindungi pasar domestik dari serbuan produk impor.
“Kami berkomitmen untuk aktif berkontribusi dan bersinergi dengan Kemenperin dalam rangka menyukseskan program substitusi impor di sektor industri besi dan baja,” kata Ketua Umum IISIA Silmy Karim dalam sebuah diskusi virtual bertajuk Dukungan Pemerintah Terhadap Industri Baja Nasional Melalui Penerapan SNI yang dikutip situs Kemenperin, Rabu (2/9).
Wujud konkret dari penerapan tersebut, kata Silmy, IISIA dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menandatangani kerja sama mengenai pemanfaatan data SNI Produk Baja pada aplikasi BSN untuk dapat digunakan dalam situs IISIA dan terkait pengembangan SNI Produk Baja.
“Kerja sama antara asosiasi dan pemerintah telah dilakukan dalam pengembangan dan penerapan SNI khususnya dalam melindungi keselamatan pemakai produk baja, menciptakan kondisi bisnis yang adil bagi pelaku industri, melindungi industri nasional dari impor produk baja, serta mendukung daya saing industri baja nasional baik untuk memenuhi pasar domestik maupun internasional,” kata Silmy.
Sementara itu, Kepala BSN Kukuh S. Ahmad mengatakan, pihaknya siap menjadi bagian dari pemangku kepentingan untuk mendukung penguatan industri baja nasional melalui penguatan SNI baja.
“Standar pada dasarnya bersifat sukarela dalam fungsinya sebagai acuan bagi produk yang akan memasuki pasar. Sedangkan regulasi teknis bersifat wajib sehingga menjadi persyaratan bagi produk yang akan memasuki pasar,” kata Kukuh.
Leave a reply
