Evaluasi CSR Dilakukan untuk Ukur Efektivitasnya agar Target Perusahaan Tercapai

0
489
Reporter: Rommy Yudhistira

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk menjalankan tanggung jawabnya secara sosial kepada pemangku kepentingan dan masyarakat, sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan. Untuk menilai pelaksanaannya, maka perusahaan mengevaluasi dan mengukur sejauh apa efektivitas program CSR itu.

Founder of Nagaru Communication Dian Agustine Nuriman mengatakan, evaluasi perlu dilakukan untuk memahami langkah dan strategi komunikasi. Dengan demikian, program CSR yang dijalankan memiliki dampak yang positif dan sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan.

“Evaluasi itu sangat penting sekali, kira-kira program CSR yang kita lakukan itu efektivitasnya. Efektivitasnya juga bukan ke kita, tapi efektivitas untuk stakeholder yang terkait,” kata Dian saat menjadi pembicara dalam workshop The Iconomics yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (28/7).

Selain itu, kata Dian, evaluasi juga berpengaruh terhadap reaksi masyarakat yang memang sudah dipetakan ketika program CSR ingin diluncurkan. Karena itu, ketika berbicara soal strategi komunikasi, pengumpulan data secara detail, penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program CSR yang dijalankan berdampak langsung kepada masyarakat.

Baca Juga :   Pakar Hukum UBB: KY Harus Awasi dan Memutus Mata Rantai Mafia Tanah di Segala Sektor

“Makanya, harus mencatat, kemudian kita harus analisis, sehingga menghasilkan sesuatu yang efektif. Ini banyak sekali evaluation tools, ada communication audit, media monitoring, evaluation special events, dan evaluation online convertaiton. Ini penting sekali untuk mewujudkan reputasi perusahaan yang positif. Itu A sampai Z harus dijalankan, dan harus konsisten kuncinya,” ujar Dian.

Selain evaluasi, kata Dian, mengkomunikasikan pelaksanaan program CSR, harus selaras dengan pengertiannya. Komunikasi CSR perlu dilakukan dengan cara transparan, etis, dan konsisten.

“Biasanya konsisten ini yang berat. Kita sudah melakukan, kita sudah buat planning di awal untuk setahun. Tapi mana yang terealisasi. Ini yang harus diperhatikan. Untuk pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, serta memperhatikan kepentingan dari para stakeholders sesuai hukum yang berlaku dan norma internasional,” ujar Dian lagi.

Masih kata Dian, strategi komunikasi juga menjadi fokus utama perusahaan dalam menjalankan program CSR. Dengan kata lain, ketika suatu perusahaan membuat strategi komunikasi, hal tersebut harus terintegrasi dengan korporasi, mulai dari konsep, model program, prinsip, jenis program hingga tujuan CSR.

Baca Juga :   Anggota Ombudsman Ini Minta Pemerintah Bikin Strategi Rencana Jangka Panjang soal Impor Beras

Dengan begitu, kata Dian, akan membentuk citra dan reputasi dari perusahaan. Meski demikian, perusahaan perlu memahami citra dan reputasi yang terbentuk dari CSR, memiliki pemahaman dan fungsi yang berbeda satu sama lainnya.

“Namun kalau kita bicara reputasi itu berbeda, karena reputasi adalah sekumpulan dari citra. Ketika melakukan sesuatu sehingga menimbulkan citra baik, bukan berarti perusahaan itu mempunyai reputasi positif. Tapi terkumpul dulu kurang lebih selama 5 tahun, berdasarkan teori selama 5 tahun, baru terbentuk reputasi,” katanya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics