
Dirut Sebut Kredit Dalam Perhatian Khusus di Bank Mandiri Didominasi Segmen Wholesale

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi/Iconomics
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan kredit dalam perhatian khusus (special mention) di Bank Mandiri pada Oktober 2020 lalu lebih tinggi dibadingkan posisi industri bank secara keseluruhan, terutama berasal dari segmen wholesale.
“Untuk di Bank Mandiri, dengan portofolio (kredit) yang juga terjadi penurunan, tetapi kita juga bisa jaga NPL tidak terlalu buruk, kita bisa jaga di masa pandemi ini masih di bawah 3,5% dengan rasio kolektibilitas 2 juga mengalami penurunan namun tidak sebaik industri,” ujar Darmawan acara Media Talk dengan tema ‘Dukungan Perbankan untuk Ekonomi di Masa Pandemi’, Rabu (2/12).
Meski tidak menyebut angka, Darmawan mengatakan walaupun jumlah kredit kolektibilitas 2 di Bank Mandiri lebih tinggi dibandingkan industri, tetapi jumlahnya menurun dibandingkan posisi pada April lalu.
Sebagai gambaran, dalam paparannya, Darmawan mengatakan jumlah kredit kolektibilitas 2 secara industri pada April lalu berada di level 7,16%. Sementara pada Oktober berada di kisaran 5%.
Tingginya kredit kategori kolektabilitas 2 di Bank Mandiri, ungkapnya, terutama berasal dari segmen wholesale. “Jadi memang segmen wholesale ini menunjukkan risiko kreditnya cukup meningkat,” ujarnya.
Darmawan mengatakan secara umum risiko kredit di industri perbankan masih relatif terjaga. Rasio Non Performing Loan (NPL) meskipun naik, tetapi menurutnya masih flat di kisaran 3%.
Pertumbuhan kredit sendiri masih mengalami tekanan karena permintaan yang belum pulih. “Bahkan masih ada potensi untuk melambat. Jadi cukup challenging 2021, walaupun kita mengharapkan adanya recovery dengan ekspektasi vaksin itu akan efektif dan kita harapkan memang paling tidak di semester II 2021 kita sudah bisa melihat track yang positif untuk pemulihan perekonomian secara nasional,” ujar Darmawan.
Leave a reply
