
Dirut bank bjb: BPD Lebih Tangguh Hadapi Pandemi, Ini Buktinya

Tangkapan layar YouTube, Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi/Iconomics
Bank pembangunan daerah (BPD) dijuluki sebagai manusia setengah dewa karena tangguh dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Dan ketangguhan itu bukan sekadar omongan melainkan melalui kinerja positif yang dicatatkan BPD pada 2020.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, hasil yang dicapai BPD khususnya bank bjb pada 2020 itu patut untuk dibanggakan. Di bank bjb, misalnya, dengan berbagai keinginan pemegang saham mampu melewati 2020 dengan baik dan atas koordinasi dengan pemerintah daerah di tiap-tiap wilayah.
“Semua yang kami (BPD) lakukan khususnya bank bjb dalam kerangka tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” tutur Yuddy dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (31/3).
Berbicara tantangan sebagai agen pembangunan daerah, kata Yuddy, BPD secara umum khususnya bank bjb telah menjadi bank yang tangguh di masa pandemi ini. Kinerja BPD itu pun bisa dibandingkan dengan kinerja perbankan nasional dengan berbagai indikator.
Dari sisi pertumbuhan aset, misalnya, kata Yuddy, industri perbankan nasional hanya tumbuh 7,18% pada 2020. Sementara pertumbuhan aset BPD mencapai 6,46%, sedangkan bank bjb mencapai 14,1% menjadi sekitar Rp 140,9 triliun.
Untuk pertumbuhan kredit, kata Yuddy, industri perbankan nasional mengalami kontraksi -2,40%. Sementara pertumbuhan kredit BPD mencapai 5,09%, sedangkan untuk bank bjb tumbuh 9,1% menjadi Rp 95,2 triliun pada 2020.
Untuk dana pihak ketiga (DPK), menurut Yuddy, industri perbankan nasional mencatatkan pertumbuhan 11,11%. Sementara pertumbuhan DPK BPD mencapai 10,96% dan khusus bank bjb tumbuh 19,1% sehingga menjadi Rp 106,460 triliun.
“Dari sisi kredit macet (NPL), industri perbankan nasional naik 0,53% menjadi 3,06%. Sementara BPD naik 0,15% menjadi 2,77%. Sedangkan, khusus bank bjb turun 0,18% menjadi 1,40%,” kata Yuddy.
Berdasarkan data-data ini, kata Yuddy, berdasarkan pengamatannya ketahanan BPD dan bank bjb melewati masa pandemi karena model bisnis nasabah, likuiditas yang memadai dan laporan keuangan yang terjaga.
Leave a reply
