
Dibayangi Covid-19, Kinerja Bank Mandiri di Triwulan I/2020 Masih Sehat

Direktur Utama Bank Mandiri Roykee Tumilaar/The Iconomics
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mampu mencatat kinerja baik pada TriwulanI/2020. Itu tercermin dari pertumbuhan kredit konsolidasi yang tumbuh 14,72% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy) yang mencapai Rp 902,7 triliun.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Silvano Winston Rumantir menyebut, kinerja perseroan sampai TriwulanI/2020 yang diiringi kondisi pandemi Covid-19 masih terlihat sehat.
“Bank Mandiri masih menunjukkan kinerja sehat. Kami memproyeksikan dampak pandemi Covid-19 baru akan terlihat lebih jelas pada pencapaian Triwulan II/2020,” kata Silvano saat telekonferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin (8/6).
Selama Triwulan I/2020, kata Silvano, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp 7,9 triliun atau tumbuh 9,44% yoy. Pertumbuhan tersebut didorong pertumbuhan fee-based income yang meningkat 23,95% yoy, sementara pendapatan operasional tumbuh 13,46% yoy, dan pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 9,05% yoy.
Selain itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 13,72% yoy mencapai Rp 141 triliun. Di mana pertumbuhan untuk tabungan tumbuh 4,47% yoy mencapai Rp 306,3 triliun, kemudian giro tumbuh 35,79% yoy mencapai Rp 237 triliun, deposito tumbuh 7,08% yoy mencapai Rp 276,7 triliun, dan DPK perusahaan anak tumbuh 19,42% yoy mencapai Rp 121,4 triliun.
“Kualitas kredit terjaga dengan NPL gross sehat di 2,36%. Pertumbuhan Bank Mandiri juga didukung fondasi kuat dengan LFR (Loan-to-Funding Ratio) sebesar 92,8% dan CAR (Capital Adequacy Ratio) di level 17,65%,” tambahnya.
Profitabilitas perusahaan, kata Silvano, masih terjaga dengan return on equity (ROE) yang naik 205 bps mencapai 17,23% dan return on asset (ROA) sebesar 3,17%. Sedangkan tingkat efisiensi masih terkendali dengan cost to income ratio sebesar 45,36%.
Dari sisi biaya, kata Silvano, biaya operasional perseroan tumbuh 13,26% yoy, dan biaya pencadangan juga tumbuh seiring dengan pertumbuhan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 dan sebagai antisipasi penurunan kualitas kredit akibat Covid-19 sebesar 26,19% yoy.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilar mengatakan, menghadapi kondisi pandemi Covid-19, strategi perseroan akan fokus pada 3 unsur utama. Pertama, fokus merestrukturisasi kredit kepada debitur bank yang terdampak Covid-19 dengan mengedepankan asas kehati-hatian untuk menjaga kualitas aset di masa depan.
Kedua, melakukan efisiensi internal yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi biaya seperti mengurangi aktivitas yang tidak menghasilkan peningkatan revenue dan volume bisnis serta mengurangi channel yang tidak produktif.
Terakhir, melakukan pertumbuhan secara selektif di sektor-sektor yang tidak terdampak oleh Covid-19, seperti farmasi, telekomunikasi, dan fast-moving consumer goods (FMCG) sebagai upaya tetap mendukung roda perekonomian indonesia dan membantu masyarakat UMKM.
“Dengan 3 fokus area utama tersebut kami yakin bank mandiri bertahan di tengah pandemi Covid-19,” tutur Royke.
Leave a reply
