
Di Masa Transisi Pandemi, Pengusaha Retail Perlu Simak Usulan Aprindo Ini

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey/The Iconomics
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mendorong pengusaha retail untuk membentuk omni-chanel di masa abnormal menuju kenormalan baru. Karena itu, pengusaha retai jangan hanya pada satu kanal transaksi baik itu secara fisik, melalui e-commerce maupun media sosial.
“Kondisinya sekarang menuju ke abnormal dan menuju ke new normal. Berarti pola pikir kita juga harus abnormal karena kita sedang di situasi abnormal saat ini menuju ke new normal,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam acara webinar yang digelar The Iconomics secara virtual di Jakarta, Jumat (12/6).
Roy mengatakan, suatu toko retail harus siap menyediakan pelayanan kepada konsumen melalui seluruh kanal yang tersedia pada masa pandemi ini. Setelah itu, untuk bertahan dan bertumbuh di masa kenormalan bari industry retail harus bertransformasi secara digital.
Karena itu, pemanfaatan teknologi seperti data raksasa dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi faktor kunci terhadap kemampuan toko retail dapat tetap eksis di era kenormalan baru. “Semua sepakat omni-channel, semua sepakat business analytics, semua sepakat bagaimana membuat inovasi lainnya yang berkaitan dengan digital. Semisal, IoT, AI semua berkaitan dengan digital. Ini key factor agar retail tetap eksis dan menuju normal,” kata Roy.
Dengan menggunakan teknologi, kata Roy, jumlah pegawai yang ada di toko-toko retail akan berkurang secara drastis. Terlebih dengan adanya jaga jarak fisik, itu akan menjadi syarat bagi toko-toko ke depannya seperti halnya yang terjadi di toko Amazon Go, toko retail offline milik platform e-commerce global Amazon.
Dalam kesempatan itu, Presiden Direktur IBM Tan Wijaya menyebutkan, retail merupakan sektor yang cukup menarik dengan pertumbuhan cukup konsisten sekitar 8%. Dan pada 2018, sektor retail secara global mencatat nilai transaksi senilai US$ 24 triliun.
Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Tan menilai, banyak pengusaha sektor retail yang hendak melakukan shifting ke online. Beberapa pelanggan perusahaannya dari sektor retail yang melakukan shifting ke bisnis online mengalami pertumbuhan pendapatan hingga 5 kali lipat pada era pandemi. Secara bulanan, bisnis tersebut kian tumbuh sehingga mereka menilai kanal online sebagai potensi market yang cukup menarik.
“Dari segi online bisnis, growth-nya konsisten sekitar 20%-25% setiap tahunnya. Jadi optimistis bagi retail yang ingin memasuki online retail. Tapi bisnis tradisional tetap harus ada karena ada isu branding dan eksistensi yang harus ada di sisi retail tradisional,” kata Tan.
Materi Webinar:
Research Director Iconomics Alex Mulya- Iconomics Webinar – 12 June 2020
Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya – Iconomics Webinar – 12 June 2020
Leave a reply
