Di Masa Covid-19, UMKM Perlu Beradaptasi dan Berimprovisasi

0
591
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Agar bisa bertahan menghadapi situasi pandemi Covid-19 dan memasuki pasar baru, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus beradaptasi dan berimprovisasi. Pasalnya, pada masa Covid-19 banyak UMKM terpukul dan mengalami penurunan bisnis.

“Kami mendorong  UMKM agar adaptif dan melakukan improvement,” kata Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Sigit P. Kumala pada acara diskusi virtual bersama UMKM, Jumat (12/6).

Sigit bercerita, sejak April, banyak UMKM yang mengalami penurunan bisnis akibat dampak dari Covid-19 seperti sektor manufaktur, bengkel roda dua maupun empat, kerajinan, serta pertanian dan hortikultura. Namun beberapa UMKM telah beradaptasi dan memasuki pasar baru untuk mempertahankan bisnis mereka.

UD Karunia Mandiri yang merupakan UMKM mitra YDBA dari Tarikolot, Citeureup, Bogor, misalnya. Pemiliknya Abdul Manap bercerita, pihaknya fokus memproduksi produk suku cadang dan aksesoris motor terdampak wabah Covid-19.

Setelah itu, Abdul melihat kebutuhan akan alat pelindung diri (APD) meningkat pada saat itu. Kemudian, UMKM tersebut melakukan shifting dengan mulai memproduksi face shield menggunakan materi PVC sejak April lalu. Sejak itu, rata-rata omzet yang dihasilkannya selama 3 bulan (April-Juni) mencapai Rp 38,6 juta.

Baca Juga :   90 Bank Telah Merestrukturisasi Kredit Nasabah dan Diutamakan dari UMKM

“Di awal April kita mulai improve karena penurunan drastis kita memasuki pengerjaan apd karena melihat kondisi saat ini walaupun pasarnya ini kita awalnya belum tahu tapi berkat bantuan YDBA  dapat membuahkan hasil,” kata Abdul.

Selain mendorong UMKM untuk beradaptasi, kata Sigit, YDBA juga mendorong UMKM untuk mengoptimalkan media online sebagai media untuk memperkenalkan produk dan memperluas pasarnya. Untuk meningkatkan kompetensi UMKM sesuai bidangnya, kata Sigit, YDBA juga tetap mengadakan pelatihan yang saat ini dilakukan secara online agar UMKM tetap update terhadap ilmu-ilmu yang dapat diterapkan di tengah pandemi ini.

Sedangkan strategi jangka panjang YDBA, yaitu memperbanyak mitra melalui kolaborasi dengan pelaku pentahelix, terutama dalam menggali peluang bisnis bagi UMKM. Pentahelix  adalah konsep pembangunan dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, komunitas, akademisi dan pengusaha.

“Melalui kolaborasi ini kami berharap dapat mempermudah langkah kita bersama untuk mengembangkan dan menjadikan UMKM tersebut mandiri dan siap go international,” kata Sigit.

 

 

Leave a reply

Iconomics