Data BI Sebut Layanan Transaksi Digital Semakin Diminati di Masa Covid-19

0
984
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gubernur BI Perry Warjiyo:Ist

Bank Indonesia (BI) menilai fasilitas digital terutama dalam bertransaksi melalui digital banking semakin diminati di masa Covid-19. Itu disebabkan karena terbatasnya mobilitas manusia di masa pandemi ini.

“Di balik pandemi memang digitalisasi jadi pilihan model bisnis yang semakin diminati masyarakat. Dalam keterbatasan mobilitas manusia sarana digital jadi pilihan untuk transaksi keuangan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat memberi sambutan di acara webinar, Selasa (29/9).

Berdasarkan data BI, kata Perry, tercatat volume transaksi digital banking naik signifikan sebesar 37,8% secara tahunan (yoy).  Selain itu, uang elektronik pun menguat 24,42% yoy. Sementara penggunaan kartu debet malah menurun 18,9% yoy.

Perkembangan tren digitalisasi yang sangat cepat di sektor keuangan ini, kata Perry, menyadarkan akan tingginya kebutuhan transformasi terhadap perbankan ke arah digital dan open banking. Karena itu, pada Mei 2019, BI meluncurkan blueprint sistem pembayaran 2025 dalam upaya menyiapkan suatu kerangka untuk mengintegrasikan sistem keuangan di Indonesia melalui transformasi digital.

“Kami melakukan digitalisasi pembayaran untuk mengintegrasikan sistem keuangan di Indonesia. Bagaimana ini bisa menyambungkan dari pelaku usaha ke fintech dan lainnya secara end to end proses,” kata Perry.

Baca Juga :   Menkeu: Sejak Jadi Mitra Pemerintah, Fintech Dinilai Alami Kemajuan Positif

BI, kata Perry, juga mendorong perbankan untuk melakukan open banking sejak Mei 2019. Saat ini sudah sebanyak 15 bank yang telah melakukan digital banking dan berharap jumlah ini akan bertambah. Dalam menerapkan strategi open banking, kata Perry, harus bersifat strategic-driven dan juga berasal dari lapisan atas manajemen ke bawah.

Sementara itu, BI akan fokus menyambungkan interlink antara perbankan dengan fintech melalui open banking dan open application programming interface (API). Juga, bagaimana melibatkan startup dalam mendorong inovasi dalam sektor perbankan  dan memacu proses digitalisasi keuangan.

BI, kata Perry, akan menyambungkan sistem pembayaran digital domestik dengan crossborder. Salah satunya melalui sistem pembayaran melalui kode QR dari BI (QRIS) di mana tercatat sudah sebanyak 4,7 juta merchant sudah tersambung. QRIS akan disambungkan secara crossborder dengan Jepang, India, Saudi Arabia, Malaysia dan lainnya.

“Berkaitan pembangunan infrastruktur retail, kami sedang bangun fast payment retail namanya BI-Fast untuk menggantikan sistem kliring (SKNBI). Ini progres yang kita lakukan sejak 2019 untuk digitalisasi open banking dan lainnya,” katanya.

Baca Juga :   Hadir di FEKDI 2023, Bank DKI Berkomitmen Mendorong Digitalisasi Sektor Keuangan

 

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics