Danantara Dinilai Berpotensi Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Begini Penjelasannya

0
48
Reporter: Rommy Yudhistira

Center of Reform on Economic (Core) Indonesia menilai pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun ke depan.

Peneliti Ekonomi Core Yusuf Rendy Manilet mengatakan, dengan tata kelola profesional dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang, Danantara akan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat transformasi ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Pertumbuhan itu khususnya dalam konteks pengembangan investasi dan optimalisasi aset negara.
“Danantara dibentuk sebagai organisasi mandiri yang menerima mandat untuk mengelola investasi. Harapannya, aset negara bisa berkembang lebih optimal,” kata Yusuf dalam diskusi tentang Danantara di kantor Tumbuh Makna (TMB), Jakarta, Selasa (18/3).
Menurut Yusuf, rencana pemerintah yang menargetkan investasi Rp 13.523 triliun hingga 2029 merupakan ambisius dan realistis. Pasalnya, kinerja investasi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menunjukkan tren positif.
“Kalau kita perhatikan dalam realisasi investasi, setidaknya dalam 2-3 tahun terakhir ini pencapaiannya tidak begitu buruk. Artinya dari target yang ditetapkan itu selalu tercapai target realisasi investasi terutama yang dicatat oleh Kementerian Investasi/BKPM,” tambah Yusuf.
Kehadiran Danantara, kata Yusuf, diharapkan mampu meningkatkan minat investor untuk menanamkan modal di daerah-daerah yang kurang diminati. Juga bisa menarik minat investor asing dan swasta.
“Sebagian investor masih ragu untuk berinvestasi di daerah karena berbagai faktor. Dengan adanya Danantara, minat mereka diharapkan meningkat,” ujar Yusuf.
Sementara itu, founder Tumbuh Makna Muliadi San mengatakan, pihaknya pun mendukung Danantara untuk menguatkan gairah pasar modal di Indonesia. Sebab, Danantara berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
“Dengan mengelola aset besar milik BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, dan Pertamina, institusi ini berpotensi meningkatkan kepercayaan investor lokal melalui pengelolaan yang profesional dan transparan. Hal tersebut dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, sehingga partisipasi investor domestik dapat semakin meluas,” ujar Muliadi.
Kemudian, kata Muliadi, Danantara berpotensi dalam meningkatkan likuiditas pasar melalui pengelolaan aset yang efisien, serta investasi di sektor strategis, seperti infrastruktur dan energi. Juga melihat Danantara sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
“Danantara ini, bila dikelola dengan baik tentu ini sangat bagus. Tidak ada yang salah dengan Danantara karena sebenarnya ini cita-cita kita sejak lama,” kata Muliadi.
Walau demikian, kata Muliadi, kondisi ekonomi global saat ini sedang melambat, yang berimbas pada tekanan terhadap rupiah akibat fenomena penguatan dolar. Dalam situasi ini, peran Danantara menjadi semakin krusial untuk mendorong kepercayaan investor domestik agar tetap aktif berinvestasi di dalam negeri.
 “Kita tahu ekonomi global sedang slowing down, dolar sedang balik kampung. Yang terkena dampak ini justru rupiah. Kita berharap Danantara ini bisa membantu,” tambah Muliadi.

Leave a reply

Iconomics