
Cerita Irfan soal Garuda Indonesia yang Terpuruk, Bangkit hingga Profit

Tangkapan layar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra/Iconomics
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra berbagi kisah mengenai masa sulit maskapai dalam negeri itu ketika menghadapi berbagai tantangan. Selain masalah utang, Garuda juga mengalami kesulitan akibat krisis pandemi Covid-19.
Menurut Irfan, ketika itu Garuda Indonesia harus menjalani proses negosiasi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dari para kreditur. Proses PKPU menjadi hal yang sangat krusial bagi Garuda, karena pemerintah bersedia memberikan penyertaan modal negara (PMN) apabila proses tersebut disetujui mayoritas kreditur.
Hasilnya pun, kata Irfan, para kreditur menerima PKPU Garuda yang memangkas utang dari Rp 149,62 triliun atau setara US$ 10,11 miliar menjadi US$ 5,1 miliar atau sekitar Rp 76,48 triliun. Garuda Indonesia lantas menilai jumlah atau angka itu menjadi realistis dan bisa diselesaikan.
“Waktu sidang terakhir PKPU itu terjadi voting, 95% hadir. Dari 95% itu 97% menyetujui dengan kondisi seperti itu kita memenuhi syarat untuk dalam tanda kutip memenangi PKPU, atau perusahaan kita diterima,” kata Irfan dalam seminar daring OJK, Kamis (24/8).
Setelah proses tersebut selesai, kata Irfan, pihaknya berupaya membuat rencana bisnis yang baik bagi Garuda Indonesia. Selama 74 tahun Garuda Indonesia berdiri, maskapai penerbangan itu tercatat sangat sedikit mengalami keuntungan dari sisi bisnis.
Di bawah kepemimpinannya, Irfan lalu fokus terhadap profitabilitas, dan berjanji kepada pemerintah untuk membawa Garuda Indonesia menjadi perusahaan kebanggaan nasional. “Kita ingin menjadi perusahaan yang membanggakan karena menciptakan untung, dan tidak lagi menjadi beban bagi Republik ini,” kata Irfan.
Dalam perjalanan, kata Irfan, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 57 triliun atau setara US$ 3,81 miliar pada 2022. Capaian tersebut menjadi suatu kebanggan bagi Garuda Indonesia setelah bangkit dari keterpurukan.
“Tapi kita menyadari bahwa ini one single lifetime, dan ini memang akhirnya sebuah bentuk pengakuan bahwa kita lakukan ini karena kita mengembalikan, tadinya utang menjadi berkurang. Tapi yang ini saya bisa selalu membanggakan ini di Garuda,” katanya.
Leave a reply
