
Bukopin Optimistis 4 Produk Barunya Dongkrak Fee Based Income

Jajaran Direksi Bank Bukopin paparkan kinerja perusahaan/The Iconomics
Bank Bukopin optimistis fee based income (FBI) akan naik signifikan. Apalagi adanya peluncuran 4 produk baru. FBI Bukopin mencapai Rp1,21 triliun sampai dengan Oktober 2019. Sampai akhir tahun, Bukopin memperkirakan bisa mencapai Rp1,5 triliun.
Direktur Utama Bank Bukopin Eko R. Gindo mengatakan, pihaknya telah meluncurkan 4 produk baru sejak September lalu sebagai langkah ekspansi kredit. Produk-produk itu berkontribusi pada FBI Bukopin sebesar 1,1% setiap bulannya.
“Kami memiliki 4 produk terbaru sebagai strategi kami melakukan ekspansi kredit yakni Flexy Bill, Flexy Health, Flexy Gas dan Invoice Financing,” kata Eko saat berjumpa dengan media di Bandung, Jumat (15/11/2019).
Ia mengatakan fee based income akan digenjot hingga 2 kali lipat atau bisa mencapai Rp3 triliun pada tahun 2020. Tentunya target tersebut sudah disiapkan strateginya. Produk-produk baru itu yang menjadi senjata untuk mendongkrak pendapatan tersebut melesat.
Bukopin menjelaskan produk-produk tersebut terkoneksi dengan 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) , Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Produk tersebut menyasar semua segmen perusahaan. Dirut Bukopin mengatakan bahwa program ini pun diberlakukan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Contohnya Flexy Bill bisa membantu perusahaan yang biasanya membayar tagihan listriknya setiap tanggal 20 per bulannya. Adanya produk ini perusahaan bisa menunda pembayaran sampai enam bulan tanpa penalty. Dengan begitu secara cash flow perusahaan sangat terbantu.
“Selain 4 strategi tadi, untuk pembiayaan kredit UMKM juga memiliki 2 fasilitas tambahan yakni Showroom Financing dan Flexy Retail. Dengan demikian saya optimistis Perseroan akan dapat memacu pertumbuhan kinerja dan memperbaiki kualitas kredit,” tambahnya.
Leave a reply
