Bisnis Asuransi Mengalami Tekanan, Tetapi Minat Masyarakat Terhadap Asuransi Jiwa Meningkat

0
357

naik 25,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Pertumbuhan jumlah tertanggung kumpulan ini juga tercatat konsisten sejak awal tahun hingga akhir September 2022. Peningkatan ini merupakan implikasi dari meredanya efek pandemi dan hampir pulihnya seluruh sektor industri di Indonesia sehingga permintaan asuransi dari pemilik usaha untuk karyawan dan keluarga karyawan itu juga semakin meningkat,” jelas Budi.

Seiring dengan peningkatan jumlah tertanggung, jumlah polis asuransi jiwa juga mengalami peningkatan. Sampai akhir September 2022, jumlah polis asuransi jiwa sebanyak 26,18 juta polis, bertambah sebanyak 6,95 juta polis atau setara dengan peningkatan sebesar 36,1%. Total polis perseorangan mengalami peningkatan signifikan sebesar 36,1% menjadi 25,19 juta polis dan total polis kumpulan meningkat 37,8% menjadi 991.964 polis.

Peningkatan jumlah tertanggung dan jumlah polis ini berimplikasi pada peningkatan jumlah uang pertanggungan. Sampai akhir September 2022, total uang pertanggungan naik 15,9% jika dibandingkan periode yang sama 2021 menjadi Rp4.888,32 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya total uang pertanggungan perorangan sebesar 18,6% menjadi Rp2.640,02 triliun dan total uang pertanggungan kumpulan yang naik 12,8% menjadi Rp2.248,3 triliun.

Pertumbuhan positif pada jumlah polis dan jumlah tertanggung asuransi jiwa pada periode Januari-September 2022, tidak diikuti dengan pertumbuhan positif pada bisnis asuransi jiwa di tanah air. Hingga akhir September 2022, total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami penurunan sebesar 4%, menjadi Rp164,55 triliun. Pendapatan premi mengalami penurunan 3,8% menjadi Rp143,75 triliun. Sementara, pendapatan hasil investasi naik 4,8% menjadi Rp13,58 triliun.

“Adanya pertumbuhan pada total tertanggung, namun masih tertahannya pendapatan premi mengindikasikan bahwa produk asuransi yang dipasarkan oleh industri asuransi jiwa sudah menyasar kepada kalangan masyarakat menengah ke bawah, yang ingin memiliki perlindungan asuransi namun dengan nilai premi atau nilai uang pertanggungan yang lebih terjangkau, yang lebih rendah, daripada uang pertanggungan segmen masyarakat menengah ke atas,” jelas Budi.

“Tentunya hal tersebut merupakan indikasi positif bagi kami, [pelaku] industri asuransi jiwa dan menjadi peluang juga bagi kami untuk mengembangkan produk yang mampu menyasar lebih banyak lagi, lebih luas lagi, seluruh kalangan masyarakat Indonesia,” ujar Budi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics