
Bioskop Berhenti Beroperasi, Pendapatan Graha Laya Prima Tbk (BLTZ) Anjlok 65,73%

Ilustrasi/ist
Pandemi Covid-19 benar-benar memukul industri hiburan seperti operator bioskop PT Graha Laya Prima Tbk. Selama kuartal kedua 2020 ini, nyaris tak ada pemasukan yang diterima perusahaan dengan kode saham BLTZ ini.
Dus, sepanjang semester pertama 2020 ini, pendapatan operator bioskop CGV ini turun 65,73% dari Rp682,4 miliar pada semester pertama 2019 menjadi Rp233,84 miliar. Pada kuartal pertama lalu, jumlah pendapatan BLTZ mencapai Rp254,52 miliar. Artinya, pada kuartal kedua sama sekali tak ada pemasukan.
Sejak April lalu hingga saat ini, pemeritah masih menutup operasional bioskop di Indonesia. Akibatnya, operator bioskop kehilangan pendapatannya.
Pada semester pertama 2020, pendapatan BLTZ dari bioskop turun 67,31% dari Rp441,1 miliar menjadi Rp145,17 miliar. Kemudian pendapatan dari penjualan makan dan minuman turun 64,79% dari Rp171,47 miliar pada semester pertama 2019 menjadi Rp60,38 miliar. Demikian juga pendapatan dari acara-acara dan iklan turun 57,46% dari Rp66,3 miliar menjadi Rp28,2 miliar.
Penurunan pendapatan ini menyebabkan BLTZ mengalami rugi bersih sebesar Rp185,46 miliar sepanjang semester pertama 2020. Pada periode yang sama tahun lalu, BLTZ masih membukukan laba bersih sebesar Rp41,1 miliar.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) manajemen BLTZ menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan operasional perusahaan berhenti total. “Perseroan telah melakukan penutupan sementara seluruh kegiatan operasional bioskop CGV berdasarkan instruksi pemerintah hingga waktu yang belum ditentukan,” tulis manajemen BLTZ.
Pada saat penutupan sementara bioskop ini, beberapa upaya yang dilakukan manajemen BLTZ adalah penyemprotan disinfektan auditorium dan ruangan lain, meningkatkan standar kebersihan bioskop, dan menyusun strategi untuk menstabilkan bisnis setelah berhentinya kegiatan operasional.
“Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk menyambut kembali kehadiran para penggemar film di bioskop CGV guna menikmati sejumlah film-film baru yang sempat tertunda rilisnya akibat adanya Covid-19,” tulis BLTZ.
Ada pun strategi yang dilakukan Perseroan dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi Pandemi Covid-19 adalah mengurangi biaya-biaya sewa tempat usaha melalui negosiasi/kerjasama dengan pemilik-pemilik lahan.
Kemudian, kolaborasi dengan para pelaku industri film dalam mempersiapkan film-film lokal terbaru yang akan ditayangkan di bioskop CGV setelah pemulihan Pandemi Covid-19.
Untuk menstabilkan bisnis, Perseroan menurunkan beban biaya usaha, terdiri dari biaya operasi. Saat ini Perseroan masih melakukan kegiatan Digital Marketing di seluruh online platform/Social Networking Sevices CGV; inovasi dengan beralih ke virtual dan memaksimalkan content-content kreatif di digital platform CGV; dan jasa pembuatan video content/iklan untuk pihak ketiga atau eksternal.
Leave a reply
