Bio Farma: Untuk Capai Kekebalan Kelompok, Kita Butuh 426 Juta Dosis Vaksin

0
133

PT Bio Farma (Persero) menyebut program vaksinasi yang sedang berjalan saat ini sudah mencapai 10,4 juta dosis per 27 Maret 2021. Dari jumlah itu, sekitar 7,2 juta dosis sudah diberikan untuk tahap pertama dan sekitar 3,2 juta dosis untuk tahap kedua.

“Kemudian, dari sisi ketersediaan vaksin juga menjadi isu yang strategis. pasalnya, program vaksinasi ini akan sangat bergantung kepada ketersediaan vaksin,” tutur Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir ketika rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (29/3).

Honesti mengatakan, pihaknya bersama pemerintah telah mengamankan sebagia besar dari kebutuhan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok yang berjumlah 70% dari jumlah penduduk. Untuk mencapai itu, jumlah yang dibutukan mencapai 426 juta dosis.

Saat ini, kata Honesti, pihaknya bersama pemerintah telah melakukan kontrak baik pembelian vaksin jadi maupun bahan baku kepada beberapa pengembang seperti Sinovac, Novavax dan AstraZeneca mencapai 329,5 juta dosis. Di samping itu, Bio Farma dan pemerintah juga membuka opsi-opsi untuk meningkatkan ketersediaan vaksin.

Baca Juga :   WIKA Peroleh Sertifikat ISO Penerapan BIM Level Tertinggi dari British Standards Institution

“Kita akan lakukan vaksinasi itu sebagian besar pada tahun ini. Andaikan pun tidak selesai, maka diharapkan pada Kuartal I/2022 program vaksinasi sudah selesai,” kata Honesti.

Menurut Honesti, untuk mencapai kekebalan kelompok itu tidak hanya dari faktor ketersediaan, melainkan juga dari kecepatan program vaksinasi itu. Berdasarkan data yang sudah disampaikan itu, Indonesia termasuk 10 negara dalam hal kecepatan program vaksinasi.

Ini bisa terjadi, kata Honesti, selain karena ketersediaan vaksin, juga komitmen yang telah dijalin dengan para perusahaan pengembang vaksin jauh-jauh hari. Kemudian, Indonesia juga melakukan uji klinis di Indonesia yang bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan.

“Dari data yang ada lebih bagus sedikit dibanding beberapa negara Eropa. Ini perlu dipertahankan dan terus meningkatkan kecepatan vaksinasi karena kita berpacu juga dengan perkembangan mutasi dari virus. Semoga dalam waktu 15 bulan kita sudah selesai atau semoga bisa lebih cepat,” kata Honesti.

Leave a reply

Iconomics