Bersama Korea Selatan dan Belanda, Pemerintah Indonesia Mengurai Masalah di Pantura

0
43

Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan Korea Selatan dan Belanda untuk mengatasi tantangan-tantangan pertumbuhan ekonomi di Pantai Utara Jawa.

“Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk melindungi dan mengelola keberlanjutan Pantura Jawa. Mengingat tingginya risiko bencana lingkungan, kami menggagas kerja sama trilateral dengan Pemerintah Korea Selatan dan Belanda untuk menyusun strategi perlindungan dan pembangunan berkelanjutan Pantura Jawa melalui kajian awal yang telah selesai,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam keterangan resminya.

Kajian tersebut merupakan awal dari langkah besar untuk melindungi Pantai Utara Jawa dari berbagai ancaman lingkungan dan krisis sumber daya air. Selanjutnya kerja sama trilateral tersebut akan terus dilanjutkan dengan mengembangkan studi lanjutan dan rencana aksi untuk memastikan implementasi yang sukses dan berdampak positif bagi lingkungan serta perekonomian nasional.

Ada beberapa tantangan yang terjadi di Pantai Utara Jawa antara lain mulai dari penurunan permukaan tanah, banjir dan genangan pesisir, krisis sumber air baku, sistem sanitasi dan pengelolaan sampah yang belum memadai, kurangnya fasilitas pendukung kegiatan perikanan, hingga degradasi lingkungan.

Baca Juga :   Menko Airlangga Beberkan Progres Investasi Asing dan Pembangunan Infrastruktur

Tantangan-tantangan tersebut memerlukan solusi jangka panjang untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan lingkungan di wilayah tersebut serta dampaknya secara nasional. Pantura Jawa sendiri berkontribusi sebesar 20,7% terharap PDB Indonesia dan menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 50 juta penduduk Indonesia, menjadikan Kawasan Pantai Utara Jawa menjadi salah satu urat nadi perekonomian nasional yang harus dilindungi keberlanjutannya.

Bentuk perlindungan Pantai Utara Jawa dalam kajian tersebut terbagi dalam beberapa opsi seperti pembangunan Sea Wall, tanggul pantai, maupun restrukturisasi kembali kondisi garis pantai. Kajian tersebut juga menyoroti dampak potensial dari penurunan permukaan tanah dan krisis air baku yang apabila tidak segera diatasi diperkirakan dapat mengurangi pertumbuhan PDB Nasional hingga 4,9% pada 2045. Disisi lain, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terdapat potensi kerugian ekonomi yang diestimasikan mencapai Rp6.607 triliun dalam 20 tahun ke depan (2045) apabila tidak dilakukan upaya terhadap ancaman perubahan iklim yakni kenaikan muka air laut, dan penurunan muka tanah yang terjadi di Pantura Jawa. Kajian tersebut mengidentifikasi beberapa kawasan prioritas yang menghadapi risiko tinggi dan perlu segera dilakukan langkah strategis, seperti pada Tangerang, Jakarta, dan Bekasi, Pekalongan, Kendal, Semarang, dan Demak.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Backbone-nya adalah Industri Otomotif

Pemerintah berharap dapat memperdalam kerja sama dengan mengembangkan studi lanjutan dan rencana aksi yang lebih spesifik melalui kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan maupun Pemerintah Belanda, terutama dalam program perlindungan dan pengembangan Pantura Jawa melalui Giant Sea Wall yang salah satunya yakni implementasi NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) di Utara Jakarta. Program tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan dan menjaga keberlanjutan fungsi Pantai Utara Jawa sebagai urat nadi perekonomian nasional serta untuk memberikan perbaikan lingkungan di wilayah tersebut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Jawa.

Dalam rangka perlindungan dan pengembangan Pantura Jawa secara berkelanjutan, Pemerintah juga telah menyiapkan landasan kebijakan tentang Penguatan Ketangguhan Pesisir Pantura Jawa yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Jangka Panjang Nasional (PRJPN) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024.

Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo-Deok menegaskan Korea Selatan menyambut baik kerja sama dengan Indonesia dan menyampaikan bahwa proyek tersebut memiliki nilai strategis bagi Indonesia tidak hanya untuk saat ini tetapi juga bagi pemerintahan di masa mendatang.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Presidensi G20 Jadi Sarana Branding Indonesia untuk Dunia

“Indonesia adalah satu-satunya negara yang menjadi mitra strategis Korea Selatan, dan Korea Selatan juga memiliki komitmen kuat untuk membantu Indonesia dapat keluar dari jebakan middle-income trap, yang berhasil dilewati oleh Korea Selatan di masa lalu.

Kerja sama untuk mengatasi tantangan di Pantai Utara Jawa tersebut berperan penting dalam melindungi masyarakat, utamanya nelayan, dari ancaman banjir dan rob yang semakin sering terjadi, serta penurunan muka tanah. Proyek tersebut juga bertujuan mengamankan pasokan sumber daya air dan meminimalkan dampak lingkungan lain yang dapat terjadi. Tim ahli dari Korea Selatan telah bekerja sama dengan tim teknis di Indonesia untuk menyelesaikan masalah tersebut dan membuat langkah awal bagi proyek tersebut.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics