Belanja Masyarakat Relatif Stabil, Bank Mandiri Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,06% Sepanjang 2024

0
91

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami stagnasi di kisaran 5%. Perkiraan terbaru PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, produk domestik bruto [PDB] Indonesia tumbuh sebesar 5,06% pada 2024 ini, relatif sama dengan tahun lalu yang tumbuh 5,05%.

Pada triwulan II 2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05%, melambat dibandingkan dengan triwulan II 2023 yang mencapai 5,17%.  Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi masyarakat dan juga investasi. 

Eka Fitria, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri mengatakan, berdasarkan Mandiri Spending Index, belanja masyarakat  relatif stabil sepanjang kuartal III 2024.

“Pola konsumsi yang didorong oleh perubahan gaya hidup terutama dari kelompok usia muda telah menjadi faktor pendorong penting pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” ujar Eka dalam acara temu media, Kamis (26/9).

Secara sektoral, tambah Eka, terdapat peningkatan aktivitas ekonomi pada sektor terkait mobilitas seperti sektor hotel dan restoran, transportasi dan pergudangan, dan jasa lainnya seperti jasa hiburan.

Sektor manufaktur yang terdiri dari program hilirisasi industri logam dasar, juga tetap konsisten tumbuh tinggi. Beberapa sektor manufaktur yang berorientasi pada pasar domestik tumbuh relatif baik yaitu industri makanan dan minuman dan industri kimia farmasi.

Baca Juga :   Dividen 2022 Sudah Dibagikan, Bank Mandiri Sebut Jumlah Dividen Terbesar Sepanjang Berdiri

Namun, sektor manufaktur yang berorientasi ekspor seperti garmen, furnitur, kayu dan elektronik mengalami tekanan karena pelemahan permintaan dari negara tujuan ekspor.

“Ke depan kami harapkan sektor manufaktur berorientasi ekspor harusnya membaik seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi global pasca berakhirnya era suku bunga tinggi,” ujarnya.

Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada FOMC Meeting 18 September. Pada hari yang sama Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk medorong peningkatan ekonomi, di tengah inflasi domestik yang juga dapat terjaga dengan baik.

Masih berdasarkan Mandiri Spending Index, tambah Eka, konsumsi juga menunjukkan posisi yang stabil di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi.

“Tentu saja hal ini merupakan hal yang perlu dimanfaatkan oleh dunia usaha terutama sektor perbankan seperti Mandiri,” ujarnya.

Ia berkata, Bank Mandiri berharap fungsi intermediasi perbankan terus dapat mencatatkan akselerasi. Pada Agustus lalu, penyaluran kredit perbankan nasional tumbuh 11,4% secara tahunan (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga :   Gubernur BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2020 Capai 5,2%

“Akselerasi pertumbuhan ini juga memperlihatkan aktivitas ekonomi yang terus meningkat,” kata Eka.

Namun, di sisi lain pertumbuhan Dana Pihak Ketiga [DPK] cenderung lebih lambat, yaitu mencapai 7% yoy pada Agustus, sehingga kondisi likuiditas perbankan secara umum cenderung masih relatif ketat, terefleksi dari Loan to Deposit Ratio yang meningkat ke level 86,8%.

“Kami meyakini bahwa seharusnya kondisi likuiditas ke depan akan membaik ditopang dengan prospek meningkatnya aliran dana asing di tengah tren suku bunga yang turun, serta dukungan percepatan dan peningkatan belanja pemerintah sejalan dengan kebijakan pemerintah baru yang diperkirakan akan lebih ekspansif,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics