Belanja Masyarakat Masih Flat, Bank Mandiri Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,17% Tahun Ini

0
543

Bank Mandiri mepertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,17% untuk tahun 2022 ini karena konsumsi masyarakat yang masih flat dalam enam bulan terakhir. Sementara tahun 2023, sejalan dengan kondisi global, ekonomi RI diperkirakan melandai, tetapi masih di kisaran 5%.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan secara sektoral, perekonomian Indonesia menunjukan kinerja yang semakin membaik pada Kuartal III 2022. Sektor-sektor terkait mobilitas seperti, sektor transportasi dan hotel & restoran telah menunjukan peningkatan aktivitas yang signifikan.

Sektor-sektor lain pun menunjukan kinerja pertumbuhan yang semakin solid dengan mayoritas sektor sudah memiliki level aktivitas ekonomi yang jauh melebihi level sebelum pandemi Covid-19 tahun 2019. Periode liburan Natal dan Tahun Baru 2022 diharapkan bisa menjadi momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi untuk sektor-sektor terkait mobilitas tersebut.

Namun, jelas Asmoro, berbeda dari pola-pola di tahun sebelumnya, tingkat belanja sejak awal Juni 2022 hingga awal Desember 2022 masih terus dalam pola flat di sekitar level pra-Ramadan. Lebih detil, belanja di November 2022 lebih rendah dibanding Oktober 2022, berkebalikan dengan pola di tahun-tahun sebelumnya dimana belanja terus dalam tren meningkat sejak September hingga Desember. Dengan kondisi ini, belanja di 4Q22 kemungkinan hanya tumbuh tipis dibanding 4Q21.

Baca Juga :   Bank Mandiri Gelontorkan Rp19,24 Triliun untuk Huadian Bukit Asam Power

“Dengan kondisi pemulihan sektoral dan konsumsi yang masih flat, kami masih mempertahankan view kami bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 akan mencapai 5,17% dan kemudian melandai ke 5% di 2023,” ujar Asmoro dalam acara Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook, Selasa (20/12).

Khusus untuk tahun 2023, Asmoro mengatakan tantangan ekonomi Global masih sangat besar dan ketidakpastian semakin meningkat. OECD dalam laporan terakhirnya menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Global akan menurun ke 2,2% tahun 2023 sementara IMF memperkirakan ke 2,7%. Keduanya sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Global berada di 3 persenan. Naiknya kembali kasus Covid-19 di China juga menjadi faktor yang dapat membawa perekonomian Global menurun.

Perlambatan ekonomi Global tersebut tentu saja akan berpengaruh kepada kinerja ekspor, investasi dan bisnis di tanah air. Dua lembaga tersebut juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melandai ke 4,7% dan 5% tahun depan dari level di atas 5% tahun ini karena dampak dari penurunan kinerja ekspor dan investasi. Namun menariknya, dua lembaga tersebut memperkirakan bahwa tahun berikutnya ekonomi Global dan Indonesia akan lebih tinggi. Bahkan perkiraan berbagai lembaga menunjukkan, perekonomian Global akan kembali meningkat pada tahun 2024.

Baca Juga :   Bank Mandiri dan LPEI Kerja Sama Dalam Penjaminan Kredit

“Jika kita melihat cycle yang demikian kami meyakini bahwa dunia bisnis dan Perekonomian Indonesia memiliki peluang untuk tetap tumbuh lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya. Jika kita flashback pada apa yang terjadi pada tahun 2008-2009 yang lalu saat Krisis Finansial Global, pertumbuhan Amerika Serikat mengalami kontraksi -2,6% sementara Euro Area terkontraksi -4,5% di 2009. Saat itu Indonesia masih dapat tumbuh di 4,7% dan kemudian pulih pada tahun berikutnya,” papar Asmoro.

Menurutnya, kondisi tahun 2023 sebenarnya relatif lebih baik dibandingkan resesi Negara maju pada Krisis Finansial Global 2008-2009. Kedua lembaga, IMF dan OECD memperkirakan Euro Area dan Amerika Serikat, keduanya akan tumbuh di kisaran 0,5 – 1,0% sementara China akan tumbuh lebih baik ke kisaran 4,4 – 4,6%.

“Dengan kondisi tersebut, kita tentu berharap meskipun mengalami perlambatan, Indonesia masih terus melanjutkan pemulihan walaupun terbatas pada sektor yang berbasis ekonomi domestik. Walaupun demikian kita tetap perlu memantau potensi pasar ekspor ke negara-negara yang mengalami inflasi yang tinggi dengan produk-produk kita yang lebih kompetitif,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics