
Belajar dari Pandemi, Pebisnis Waralaba Siapkan 2 Strategi Ini Hadapi Ancaman Resesi

Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Franchise, Lisensi, dan Networking Marketing Levita G.Supit (kiri) dan Ketua Perhimpunan Wali Tri Raharjo (kanan)/Iconomics
Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) menyebut pelaku bisnis waralaba memiliki 2 strategi untuk menghadapi ancaman resesi global pada 2023. Strategi tersebut sudah disusun dengan belajar dari pengalaman pandemi Covid-19 yang memukul pelaku usaha waralaba dan menjadikan kondisi terberat serta tersuli yang pernah mereka hadapi.
Ketua Perhimpunan Wali Tri Raharjo mengatakan, kejadian pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha waralaba menyiapkan strategi dalam menghadapi krisis seperti ancaman resesi 2023. Strategi pertama, pelaku usaha waralaba disebut membuat financial plan yang baik, untuk menghadapi segala risiko dalam situasi krisis.
“Jadi biasanya mereka memproyeksikan, kalau kondisinya seperti ini harus melakukan apa. Itu mereka biasanya punya plan itu,” kata Tri dalam keterangan resminya di Franchise and License Expo Indonesia (FLEI) XIX di GoWork, Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (8/11).
Strategi kedua, kata Tri, pelaku usaha waralaba akan berinovasi produk dan jasa yang tetap diminati dengan permintaan yang baik, meski dalam keadaan resesi ekonomi global. “Biasanya mereka melakukan inovasi baik di produk atau di layanan atau di kemasan. Yang di kemasan itu biasanya melalui online dan offline,” ujar Tri.
Masih kata Tri, para pelaku bisnis waralaba untuk tetap menjaga jaringan, sehingga penjualan tetap dalam kondisi yang baik dan tidak menurun. Di samping itu, pebisnis waralaba dapat menjaga seluruh sumber daya manusia yang ada untuk tetap adaptif dan cepat berubah dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.
“Tapi di era digital, saya kira semakin terbantu. Harusnya tidak seberat pada masa pandemi awal. Harusnya para pelaku usaha ini siap menghadapi tantangan ini,” kata Tri.
Sementara itu, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Franchise, Lisensi, & Networking Marketing Levita G. Supit mengatakan, kondisi resesi ekonomi global tidak menjadi ancaman yang serius bagi para pelaku usaha Indonesia. Soalnya, situasi ekonomi di masa pandemi Covid-19 menjadi hal terpenting yang dipelajari para pelaku usaha untuk beradaptasi dalam menghadapi keadaan yang sulit.
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya pelaku usaha bisnis, mereka tidak panik dengan kondisi Covid-19 yang selama satu tahun semua lini bisnis kena dampak,” ujar Levita.
Optimisme pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini, kata Levita, menjadi suatu hal yang mendasari Kadin bersama Perhimpunan Wali dan Panorama Media menyelenggarakan event FLEI yang dalam tahun ini dilakukan selama 2 kali. Antusias yang besar dari para pelaku usaha dan juga masyarakat, menunjukan bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih berada dalam situasi yang baik.
“Inilah yang menjadi alasan kami untuk mengadakan FLEI sampai satu tahun 2 kali. Tentu kami melakukan itu melalui riset. Di mana pada FLEI bulan Juni 2022 kemarin kami mendapat respons yang luar bisa. Itu di luar prediksi kami. Mengingat selama dua tahun FLEI ditiadakan, karena ada kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan diadakan event-event,” tutur Levita.
Leave a reply
