
Astra Financial Cetak Laba Bersih Rp 2,1 T di 2024

Astra Financial membukukan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun pada 2024 atau tumbuh 12% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari laba bersih tersebut, Astra Financial berkontribusi sebesar 26% dari total pendapatan PT Astra International Tbk yang mencapai Rp 81,2 triliun pada Kuartal I/2024.
Director in Charge Astra Financial 2 Rudy Chen mengatakan, untuk pembiayaan roda 2 dan 4 yang merupakan gabungan dari Astra Credit Companies (ACC), Toyota Astra Financial (TAF), dan FIF Group, Astra Financial membukukan sekitar Rp 33 triliun atau naik 8,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk pembiayaan alat berat mencapai Rp 3,3 triliun atau naik 4,1%.
Pada 2023, kata Rudy, Astra Financial membukukan laba bersih sebesar Rp 7,8 triliun atau tumbuh sebesar 30% dari tahun 2022.
“Kalau kita lihat masih bertumbuh di tengah situasi yang secara makro ekonomi masih challenging. Harga batubara kita tahu masih tinggi. Jadi kurang lebih itu untuk bicara top line-nya,” kata Rudy di sela-sela acara Astra Financial Media Workshop 2024, Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/6).
Sementara itu, Director in Charge Astra Financial 1 Suparno Djasmin menambahkan, pihaknya optimistis akan mencatat target pertumbuhan pembiayaan 2024 akan lebih tinggi dari 2023. Seperti diketahui, Astra Financial memiliki portofolio di luar dari pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat yang dapat berkontribusi terhadap kinerja perusahaan.
“Jadi saya kira kita masih cukup optimistis hingga 3-5 bulan pertama, bahwa pembiayaan otomotif roda 4 dan roda 2 tetap bertumbuh, pembiayaan alat berat juga tetap tumbuh. Jadi kita mesti tetap optimisis bahwa kita mencapai pertumbuhan di 2024 dibandingkan dengan 2023,” ujar Suparno.
Astra Financial, kata Suparno, tetap optimistis meski menghadapi situasi moneter yang terjadi saat ini. Dalam situasi penguatan kurs dolar Amerika Serikat, Astra Financial menyikapinya dengan lebih memperhatikan dampak yang akan terjadi dari sisi bisnis.
“Menurut kami dengan kejadian kurs itu bisnis masih tetap berjalan dengan baik, mudah-mudahan berjalan dengan baik. Mudah-mudahan nanti pemerintah dan BI (Bank Indonesia) bisa menstabilkan kurs ini dan bisa juga menjaga inflasi dan suku bunga yang kondusif, supaya perekonomian dapat terus tumbuh,”kata Suparno.
Leave a reply
