Astra Daihatsu Motor: Persaingan Tahun Depan Luar Biasa Ketat

0
1177

Astra Daihatsu Motor

Penjualan mobil pada tahun 2020 ini mengalami penurunan yang tajam akibat efek pandemi, terutama pada triwulan kedua lalu. Namun, kini penjualan mobil perlahan-lahan pulih, meski diproyeksikan hingga akhir tahun nanti tetap turun dibandingkan penjulan tahun 2019. Pada tahun 2021 nanti seiring dengan optimisme pemulihan ekonomi, penjualan mobil juga diperkirakan akan membaik. Para pemian di industri ini pun akan bersaing ketat terutama untuk merebut posisi penguasa pasar (market share) nomor dua.

Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor mengatakan periode terburuk kelesuhan pasar mobil sudah berlalu yaitu pada Mei lalu. Saat itu, penjualan mobil jatuh ke titik terendah di kisaran 17.000 unit per bulan. Padahal, menurut dia, biasanya pada 2019 lalu penjualan mobil ada di kisaran 80.000 per bulan.

Namun, Amelia mengatakan sejak Juni lalu kondisinya sudah perlahan-lahan kembali membaik. Terbaru pada Oktober lalu, penjualan mobil bulanan sudah berada di level 47.000 unit. Meski sudah naik, Amelia mengatakan hingga Oktober penjualan untuk pasar ritel masih turun sekitar 46% dan wholesale turun sekitar 50%. Diperkirakan hingga akhir tahun ini, penjualan pasar ritel akan turun 47% dan wholesale turun 46% dibandingkan tahun 2019.

“Kami berharap tahun depan tentu saja akan menjadi lebih baik lagi, karena pandemi diharapkan akan berkurang bahkan kita akan masuk kepada era new normal,” uar Amelia saat menjadi pembicara dalam Indonesia Industry Outlook #IIO2021 Conference secara daring dengan tema: 2021: It’s Time to Win-Back “Reimagine, Recover, Regain” yang diselenggarakan oleh Inventure, Jumat (6/11).

Baca Juga :   Juli 2021, Penjualan Mobil Astra Mencapai 38.532 Unit

Untuk Astra Daihatsu Motor sendiri, Amelia mengatakan sampai Oktober penjualan di pasar ritel sekitar 81.000 unit. Daihatsu menguasai market share 18%, naik 1% dibandingkan tahun lalu.

“Kami masih menduduki posisi nomor dua dengan total penjualan sampai bulan Oktober secara ritel itu sekitar 81.000. Kami percaya sampai akhir tahun Daihatsu akan tetap menduduki ranking dua dengan segala optimisme semangat serta kerja keras di dua bulan terakir di tahun ini,” ujarnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, posisi nomor satu untuk penguasaan market share adalah Toyota.

Amelia mengatakan tahun depan persaingan antara brand mobil ini bakal semakin ketat terutama untuk merebut posisi nomor dua penguasaan market share yang kini dipegang Daihatsu.

“Kita memang akan menghadpai persiangan yang luar biasa ketat di tahun depan. Karena berbagai brand mencoba untuk mengambil posisi nomor dua ini. Yang nomor tiga itu tiap tahun ganti. Kami kadang mengahapi Honda, kadang menghadapi Mitsubishi. Pernah juga menghadpai Suzuki,” tandas Amelia.

Baca Juga :   Relaksasi PPnBM Tahan Penurunan Penjualan Mobil Selama Kebijakan PPKM

Lantas siapa pesaing terdekat Daihatsu tahun depan?  “Tahun depan siapa rival terdekat memang masih tanda tanya. Tetapai tahun ini rival terdekat kita Honda nomor tiga. Tetapi Honda dan Mitsubishi sangat tipis perbedaannya. [Penjualan] Honda year to date sampai Oktober itu 62.109. Sementara Mitsubishi  61.857. Jadi, bedanya hanya 252,” ujar Amelia.

Amelia melihat pada tahun depan dua brand ini yaitu Honda dan Mitsubishi bakal bersaing ketat merebut posisi penguasa market share nomor dua dari Daihatsu. Menurut analisisnya, Amelia mengatakan Mitsubishi tampaknya lebih unggul karena penjualan kendaraan komersial diperkirakan bakal naik pada tahun depan dibandingkan mobil penumpang.

“Honda tidak punya commercial [sedangkan] Mitsubibisi punya commercial car. Kemungkinan besar tahun depan Daihatsu akan berjuang keras mempertahankan posisi nonor dua tersebut dengan Mitsubishi,” ujarnya.

Terlepas dari persaingan yang keta tantara brand mobil, tetapi kabar baiknya adalah mobil pribadi kini menjadi pilihan yang aman dan nyaman bagi konsumen Indonesia. Di masa pandemi, mobil pribadi dianggap menjadi salah satu pilihan berkendara yang relatif paling aman. Survei yang dilakukan Inventure, sebanyak 82,9% responden mengatakan setuju bahwa mobil pribadi adalah kendaaran yang paling aman di masa pandemi.

Tak mengherankan jika sekitar 53,1% konsumen Indonesia mengatakan, dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi mereka akan membeli mobil.

Baca Juga :   Pendapatan Autopedia Sukses Lestari Naik 91,6% di Kuartal I-2023

“Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit di tahun 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah,” ujar Yuswohady, Managing Partner Inventure.

Namun, seiring pendapatan yang berkurang dan membutuhkan waktu untuk recovery, untuk sementara waktu mereka akan mengurangi pengeluaran untuk membeli barang-barang yang mahal termasuk mobil. Oleh karena itu mobil bekas akan menjadi solusi terbaik dan akan kian diminati di masa pandemi.

Dari riset yang dilakukan oleh Inventure Sebanyak 55,6% dari 627 responden mengatakan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, mereka lebih memilih membeli mobil second dengan alasan kondisi ekonomi yang belum pasti akibat Covid-19.

“Merupakan hal yang wajar, saat konsumen sedang mengalami kesulitan keuangan akibat resesi mereka memilih mobil second. Namun seiring dengan membaiknya keuangan mereka seiring menggeliatnya ekonomi, maka pada gilirannya mereka akan membeli mobil baru,” kata Amelia Tjandra.

 

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics