
Anak Usaha PLN MoU dengan ABB Kembangkan Layanan SPKLU di Indonesia

Region Leader Asia Pasifik ABB E-Mobility Pte. Ltd Weejin Lee (kiri), Plt Direktur Utama Haleyora Power Isral (tengah), Presiden Direktur & Country Holding Officer ABB Sakti Industri Gerard Chan (kanan)/Iconomics
Haleyora Power bekerja sama dengan PT ABB Sakti Industri mengembangkan dan menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia. Kedua perusahaan pun menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan menggabungkan pengetahuan dan keahlian ABB dalam menyediakan solusi SPKLU dengan jaringan ekstensif Haleyora Power dalam transmisi dan distribusi tenaga listrik di Indonesia.
Presiden Direktur & Country Holding Officer ABB Sakti Industri Gerard Chan menjelaskan, pihaknya lewat MoU ini berkomitmen mendukung percepatan program nasional kendaraan listrik di Indonesia.
“Penandatanganan MoU hari ini merupakan langkah penting dalam kolaborasi yang lebih kuat antara Haleyora Power dan ABB Indonesia untuk pengembangan infrastruktur pengisi daya kendaraan listrik di Indonesia,” kata Gerard di Intercontinental Hotel, Pondok Indah, Jakarta, Rabu (2/8).
Sementara itu, Region Leader Asia Pasifik ABB E-Mobility Pte. Ltd Weejin Lee mengatakan, transportasi menyumbang sekitar 27% hingga 29% emisi CO2, sehingga ABB tergerak untuk mewujudkan target emisi nol. Lewat kolaborasi ini, kata Weejin, ABB dan Haleyora Power akan mengkaji dan berdiskusi mengenai pengembangan layanan pengisi daya kendaraan listrik.
ABB dan anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN itu akan bersinergi dalam penyediaan sistem pengisi daya kendaraan listrik. Kolaborasi ini meliputi studi komprehensif terkait potensi bisnis dan teknologi, pengembangan kompetensi personel, pendirian pusat layanan dan dukungan purna jual, serta penyediaan perangkat pengisian daya kendaraan listrik.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Haleyora Power Isral mengatakan, pihaknya terus berupaya menjalin bisnis dengan berbagai pihak mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Soalnya, pemerintah menargetkan 2,1 juta motor listrik dan 20 ribu kendaraan listrik yang akan beroperasi pada 2025.
Seiring dengan target tersebut, kata Isral, pemerintah juga berupaya untuk menyediakan infrastruktur pendukung layanan pengisian daya. Penandatanganan MoU ini sebagai langkah penting dalam kolaborasi yang lebih kuat antara Haleyora Power dan ABB Indonesia untuk pengembangan infrastruktur pengisi daya kendaraan listrik di Indonesia.
“Hal ini juga menekankan komitmen kami terhadap pemerintah Indonesia dalam mendukung program net zero emission (ZRE),” tutur Isral.
Leave a reply
