
Adira Finance Mampu Bukukan Laba Bersih Rp 814 M di Masa Covid-19

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli (tengah)/Dokumentasi Adira Finance
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 814 miliar hingga September 2020. Angka ini disebut turun 42,6% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
“Kita masih profit dan itu bisa digunakan untuk membayar utang. Dan kita komitmen menjaga likuiditas sehingga disiapkan dana siap pakai apabila diperlukan di masa Covid-19 ini,” tutur Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli dalam keterangan resminya yang disampaikan secara virtual pada Selasa (3/11).
Hafid mengatakan, dalam 9 bulan terakhir persroan mampu membukukan pendapatan bunga senilai Rp 8,5 triliun atau turun sebesar 5,2% dibandingkan periode sama tahun lalu. Lalu, beban bunga juga tercatat turun sebesar 4,6% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 3,4 triliun. Dengan demikian, kata Hafid, pendapatan bungan bersih Adira Finance sebesar Rp 5,1 triliun, turun 5,6% yoy dan margin bunga bersih Adira Finance tercatat sebesar 13,1% per September 2020.
Perusahaan, kata Hafid, telah menurunkan biaya beban operasional sebesar 1,1% menjadi Rp 2,7 triliun. Kemudian, cost of credit mengalami kenaikan sebesar 6,9% yoy dan beban lain- lain meningkat akibat adanya biaya kerugian atas restrukturisasi kredit sebesar Rp 385 miliar per September 2020. Dari data-data itulah muncul laba bersih senilai Rp 814 miliar itu.
“Sementara rasio return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing tercatat sebesar 3,3% dan 14,3%,” kata Hafid.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan baru perusahaan tercatat sebesar Rp 13,3 triliun per September 2020 atau turun sebesar 53% dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan penyaluran pembiayaan baru ini, kata Hafid, sejalan dengan lemahnya kinerja penjualan industri otomotif akibat kontraksi ekonomi dalam 6 bulan terakhir.
Dengan demikian, kata Hafid, total piutang yang dikelola Adira Finance mengalami penurunan sebesar 14% yoy menjadi Rp 46,1 triliun hingga akhir September 2020. Secara keseluruhan,kata Hafid, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan baru sepeda motor sebesar Rp 6,0 triliun yang terdiri atas pembiayaan untuk sepeda motor baru sejumlah Rp 4,9 triliun dan sepeda motor bekas sebesar Rp 1,1 triliun per September 2020.
Sementara itu, kata Hafid, penyaluran pembiayaan mobil sebesar Rp 4,9 triliun yang terdiri atas pembiayaan mobil baru sebesar Rp 2,9 triliun dan pembiayaan mobil bekas Rp 2,0 triliun. Sementara itu penyaluran pembiayaan non-automotive tercatat sebesar Rp 2,4 triliun hingga akhir September 2020.
“Sebenarnya penjualan kita alami perbaikan dibanding di masa awal Covid-19. Sekarang penjualan per bulan mencapai Rp 1,5 triliun dari sebelumnya di awal Covid-19 hanya Rp 499 miliar. Memang angka ini juga masih jauh dari normal. Pun soal non-performing financing (NPF) mengalami perbaikan cukup tajam menjadi 1,8% di September dari 3,1% di Juni 2020,” kata Hafid.
Leave a reply
