Ada PPKM dan Kenaikan Harga Komoditas, Penjualan dan Laba Unilever Turun

0
684

Penjualan bersih dan laba PT Unilever Indonesia, Tbk mengalami penurunan hingga akhir kuartal ketiga 2021. Kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kenaikan harga komoditas menjadi pemicunya.

Mengutip laporan keuangan tahun berjalan per September 2021 (tidak diaudit), pendapatan bersih emiten dengan kode saham UNVR ini sebesar Rp30,03 triliun, turun 7,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp32,46 triliun.

Laba Unilever Indonesia juga turun 19,48% menjadi Rp4,38 triliun per September 2021, dari sebelumnya Rp5,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Ira Noviarti Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk. menyampaikan pasar FMCG kembali menghadapi tantangan pada kuartal III dengan terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang diikuti dengan pemberlakuan PPKM di sebagian besar wilayah nusantara.

Selain itu, kenaikan harga komoditas juga masih berlanjut dan semakin mempengaruhi biaya produk. Berbagai tantangan tersebut mempengaruhi konsumen dalam pemilihan pola konsumsi di berbagai kategori, dan mempengaruhi tingkat pertumbuhan perseroan.

“Kenaikan biaya produk karena kenaikan harga komoditas tidak dapat dibarengi langsung dengan kenaikan harga produk Unilever secara optimal karena mempertimbangkan kondisi masyarakat yang masih memiliki keterbatasan dalam daya beli selama situasi pandemi,” ujar Ira dalam keterangan tertulis, yang dikutip Theiconomics, Jumat (22/10).

Baca Juga :   Unilever Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2023

Selama Kuartal III 2021, PT Unilever Indonesia Tbk telah meluncurkan beberapa inovasi yang sejalan dengan strategi prioritas perseroan dalam hal perluasan portfolio ke segmen premium dan value, diantaranya rangkaian Ponds Skin Cooling (Berry Glow dan Matcha Clear) yang diformulasikan dengan skin cooling technology sehingga dapat menurunkan suhu kulit hingga 5 derajat Celsius dengan tekstur creamy seperti es krim.

Produk lainnya adalah Vaseline Hijab Bright, Molto Spray Anti Kusut dan Sunlight Spray Disinfektan.

Disamping itu perseroan terus memastikan keberadaan dari produk-produk dengan kemasan dan harga yang terjangkau (Rp500, Rp1.000, Rp2.000) dari brand-brand besar seperti Royco, Bango, Rinso, Sunlight, Sunsilk, dan Clear.

Sementara itu, implementasi dari strategi Memimpin di Digital & Data Driven Capabilities mencakup efisiensi dan simplifikasi pada operasional perseroan yang didukung oleh otomasi digital. Salah satu perwujudannya adalah dengan membangun ekosistem berbasis teknologi yang future-fit dan tahan banting dengan jangkauan yang lebih luas di semua lini, termasuk produksi, pengiriman, dan penjualan.

Baca Juga :   Sampah Plastik Merusak Lingkungan, Ekonomi Sirkular Jadi Solusi

Lebih jauh Ira menjelaskan bahwa Perseroan tetap berkomitmen kuat untuk membantu pemerintah dan masyarakat untuk bangkit pasca pandemi melalui berbagai upaya baik yang dilakukan secara kolaboratif maupun secara mandiri. Di kuartal tiga 2021 Perseroan mencatatkan 100% karyawan yang memenuhi syarat telah mendapatkan vaksinasi pertama melalui dukungan Perseroan pada program Vaksinasi Gotong Royong dari pemerintah. Di samping itu, Perseroan juga membantu pelaksanaan vaksinasi untuk pemulung di beberapa titik, serta mengikutsertakan ajakan vaksinasi di berbagai komunikasi brand.

“Mempertimbangkan kondisi yang kita semua hadapi di kuartal tiga, situasi masih akan menantang karena membutuhkan waktu transisi yang tidak sebentar sebelum konsumen dapat kembali ke purchasing behaviour sebelum pandemi. Meski demikian, kami optimis bahwa dengan strategi kami, Perseroan sudah di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Kami berharap bahwa situasi akan terus membaik, perekonomian Indonesia akan kembali bangkit, demikian pula halnya dengan Perseroan,” tutup Ira.

 

Leave a reply

Iconomics