
Garuda Rasionalisasi Anak dan Cucu Perusahaan

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (paling kanan) bersama jajaran komisaris/The Iconomics
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merampingkan struktur organisasi denga merasionalisasi 6 cucu perusahaan. Tindakan ini diambil sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar semua perusahaan milik negara baik itu induk maupun anak dan cucu perusahaan kembali ke bisnis utamanya.
“Kita sepenuhnya mendukung, selama ini kami kajian dalam anak cucu. Kita lebih banyak fokus kepada core bisnis kita. Ini baru tahapan awal yang kita lakukan kita terus melakukan yang diperlukan,” kata Direktur Utama Garuda Irfan Saputra lewat telekonferensi pers di Jakarta, Jumat (3/4).
Salah satu cucu perusahaan Garuda yang akan dirasionalisasi adalah PT Garuda Indonesia Tauberes. Perusahaan kargo berbasis platform aplikasi ini akan dimerger dengan divisi kargo di Garuda Indonesia untuk meningkatkan efisiensi. Garuda Indonesia, kata Irfan, sudah mengevaluasi perusahaan tersebut dan justru menimbulkan permasalahan birokrasi dan menambah biaya sehingga tidak efisien dalam proses bisnis.
“Contohnya seperti spin off pusat pelatihan kita dengan harapan untuk kemudian memberikan sertifikasi kepada pilot dan awak kabin yang di seluruh Indonesia maupun di luar negeri tapi nampaknya setelah dievaluasi lebih mendalam, terlalu banyak birokrasi dan segala macam yang akibatnya cost-nya malah meningkat tapi revenue-nya nggak dapat juga, lalu kita batalkan,” tuturnya.
Untuk anak dan cucu perusahaan, kata Irfan, yang masih menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga lain dipastikan akan tetap berjalan normal hingga kontraknya selesai. Dengan demikian, tidak akan ada entitas yang dirugikan dari kebijakan rasionalisasi dan konsolidasi tersebut.
Garuda Indonesia, kata Irfan, akan lebih banyak bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain di masa mendatang sehingga tidak perlu lagi membentuk anak usaha baru. Dalam hal bisnis sewa mobil, misalnya, lebih baik Garuda bekerja sama dengan perusahaan lain ketimbang membentuk anak usaha yang tidak sesuai dengan bisnis utamanya.
“Cost-nya juga mestinya lebih ringan dengan melakukan ini, kita juga akan lihat lagi banyak cucu dan anak usaha yang kita punya. Salah satu yang ingin kami lakukan adalah jangan sampai Garuda ambil jatah orang lain juga,” kata Irfan.
Kendati telah merasionalisasi dan mengkonsolidasikan anak dan cucu perusahaan, Irfan memastikan Garuda akan terus berekspansi dan menguatkan anak usaha yang sesuai dengan bisnis utama. Semisal, GMF Aerosia yang bergerak di bidang pemeliharaan penerbangan serta Citilink yang bergerak di bidang penerbangan dengan tarif rendah.
Kedua perusahaan ini, kata Irfan, justru memiliki reputasi yang kredibel dan membanggakan Garuda Indonesia sehingga tidak akan mungkin dilepas.
Leave a reply
