
UT School Lanjutkan Pelatihan yang Siapkan Operator Alat Berat di Food Estate Wilayah Timur

UT School gelar pelatihan operator alat berat di Papua Selatan/Dok. UT
UT School kembali menyelenggarakan Pelatihan Operator Alat Berat Batch II di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Program ini bertujuan untuk mencetak operator alat berat asli Papua yang mendukung pembukaan dan persiapan lahan food estate di wilayah Timur.
Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa mengapresiasi sinergi antara UT School dan Denzipur 11/Mit Anim yang telah memberikan manfaat signifikan bagi generasi muda di Kabupaten Merauke.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada UT School, Denzipur, instruktur, dan seluruh stakeholders yang telah mendukung terselenggaranya pelatihan ini. Harapannya, anak-anak asli Papua Selatan dapat mengikuti Batch III sebagai penduduk asli yang tinggal di daerah yang terimbas Program Strategis Nasional atau proyek lainnya,” kata Paskalis dalam keterangannya.
Direktur UT School, Mochamad Hamdan Aziz menegaskan komitmen UT melalui YKBUT dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya masyarakat asli Papua di Merauke. Ia berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi Papua Selatan.
“Kami mengapresiasi dukungan Denzipur 11/Mit Anim dan seluruh pemangku kepentingan atas sinergi yang terjalin. Kolaborasi ini merupakan bentuk kontribusi nyata kami dalam mendukung Program Strategis Nasional Pemerintah,” kata Hamdan.
Pelatihan ini selaras dengan upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam membuka lahan seluas 1 juta hektare di Merauke sebagai bagian dari Program Strategis Nasional Peningkatan Penyediaan Pangan. Keberhasilan program tersebut memerlukan sinergi lintas sektor, termasuk peran aktif dari dunia usaha.
Dalam pelaksanaannya, pelatihan batch II ini diikuti oleh 12 peserta yang terpilih dari 108 pendaftar. Program pelatihan dimulai dengan sesi Pembinaan Mental dan Sikap (Bintaslik) selama tiga hari di Markas Denzipur 11/Mit Anim, Distrik Tanah Miring, Merauke. Setelah itu, peserta menjalani lima hari pelatihan kelas (In-Class Training) yang memberikan pemahaman teoritis terkait pengoperasian alat berat.
Selanjutnya, program dilanjutkan dengan 16 hari praktik dasar pengoperasian excavator hidrolik, di mana setiap peserta ditargetkan mencapai waktu operasional minimal 10 jam. Sebagai tahap akhir, peserta mengikuti On-the-Job Training selama tiga bulan guna memperdalam keterampilan di lingkungan kerja sesungguhnya. Melalui pelatihan ini, diharapkan seluruh peserta dapat mengoperasikan excavator hidrolik dengan benar dan aman, serta mampu menerapkan keterampilan tersebut di dunia kerja.
Leave a reply
