Danantara Tahap Awal akan Investasi yang Tidak High Risk

0
34

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) dilahirkan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Chief Operation Officer Danantara Donny Oskaria menjelaskan superholding operation Danantara akan fokus pada konsolidasi yang bertujuan untuk memperkuat fundamental Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Kami berinteraksi langsung dengan berbagai BUMN dan melihat peluang signifikan untuk mengurangi potensi risiko fraud. Penempatan personel di Danantara didasarkan pada kompetensi dan profesionalisme untuk memastikan pengelolaan dilakukan oleh individu yang benar-benar qualified,” kata Donny dalam keterangannya saat BNI Investor Daily Round Table.

Donny mengatakan bahwa Danantara akan mengelola dana aset dividen BUMN, bukan dana dari Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN). Konsekuensi tersebut, lanjutnya, apabila Danantara mengalami kerugian maka hal tersebut bukan merupakan kerugian negara.

Selain itu, pengawasan terhadap Danantara dilakukan secara berlapis, termasuk audit yang dapat dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan (BPK) untuk mencegah penyalahgunaan wewenang (abuse of power).

Dalam diskusi yang sama, Chief Investment Officer Danantara, Pandu Patria Sjahrir menambahkan sektor swasta tetap menjadi mitra strategis BUMN dalam ekosistem investasi Danantara.

Baca Juga :   Implementasi Kebijakan Satu Peta Dapat Mendorong Percepatan Investasi

“Danantara hadir sebagai agent of economic growth, dengan fokus pada personalisasi investasi dan pengembangan keterampilan bernilai tinggi. Kami juga berupaya merekrut talenta Indonesia yang berada di luar negeri,” kata Pandu.

Pandu menegaskan fokus utama Danantara saat ini adalah governance dan manajemen risiko. Dengan fokus ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan nasional. Ia mengatakan untuk periode awal ini, Danantara akan berfokus pada investasi yang bukan high risk, high return, sehingga lebih stabil.

“Kami memohon dukungan dari seluruh pihak untuk mewujudkan tujuan tersebut,” ujar Pandu.

Direktur Digital and Integrated Transaction Banking BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan bahwa penekanan pada tata kelola perusahaan (corporate governance) dan manajemen risiko akan membawa BUMN menjadi perusahaan kelas dunia. Hal ini menjadi momentum untuk meningkatkan pengelolaan BUMN, melanjutkan pertumbuhan positif yang telah berjalan di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

“Misi Danantara sebagai agent of economic growth turut mendorong BNI dan BUMN lainnya untuk mengambil peran dalam mewujudkan dampak positif bagi perekonomian negeri,” jelas Paolo yang hadir dalam BNI Investor Daily Round Table.

Baca Juga :   Pemerintah Siapkan 3 Peraturan Pemerintah untuk Payungi Lembaga Pengelola Investasi

Paolo melanjutkan keberadaan Danantara menjadi kesempatan bagi perbankan BUMN untuk meningkatkan daya saing, baik di tingkat nasional maupun regional.

“Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki ambisi agar perbankan nasional dapat menjadi pemimpin di kawasan,” ungkap Paolo.

“Kami berharap Danantara dapat mendukung tercapainya cita-cita tersebut, sehingga perbankan BUMN dapat bersaing lebih baik dengan perbankan swasta dan regional,” kata Paolo.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics