
Rasio Klaim THT Capai 257%, Laba Taspen Tetap Melonjak 56% pada 2024

Direktur Utama Taspen Rony Hanityo Aprianto/ Iconomics
PT Taspen (Persero) berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang baik pada 2024, di tengah tingginya rasio klaim Tunjangan Hari Tua [THT].
“Laba korporasi kita tahun 2024 ini cukup tebal yaitu Rp1,25 triliun. Tetapi ini asalnya bukan dari gabungan. Bukan dari THT sama AIP [Akumulasi Iuran Pensiun], hanya dari THT saja yang jumlah asetnya tadi itu Rp149,53 triliun,” ujar Rony Hanityo Aprianto, Direktur Utama PT TASPEN (Persero) dalam Rapat Dengar Pendapat Dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (6/2).
Perolehan laba Taspen ini meningkat dari Rp804,77 miliar pada 2023 atau naik 56,19%.
Pria yang ditunjuk menjadi Direktur Utama Taspen pada 17 Desember 2024 ini mengatakan pencapaian laba tersebut terjadi “di tengah-tengah klaim rasio yang cukup tinggi” pada THT.
Rasio klaim untuk program THT pada 2024 mencapai 257%.
“Jadi, setiap Rp1.000 yang kita terima, kita harus bayarkan Rp2.570. Jadi, antara iuran sama klaim itu jomplang,” jelasnya.
Untuk menutupi selisih atau gap antara klaim dan pendapatan iuran, tambahnya, bersumber dari hasil investasi, fee base income atau pendapatan lain-lain.
Tahun 2024, pendapatan dari iuran dan premi sebesar Rp8,68 triliun. Kemudian hasil investasi sebesar Rp9,06 triliun dan pendapatan lain sebesar Rp1,67 triliun.
Di sisi beban, beban klaim tercatat sebesar Rp15,2 triliun.
Rony, yang menajdi direktur investasi Taspen sejak 2020 mengatakan mayoritas investasi Taspen berada di SBN bertenor panjang sehingga rata-rata imbal hasilnya sebesar 7,24%.
“Kebanyakan [SBN] yang kita pegang itu durasi yang panjang. Artinya bila ada perubahan di makro ekonomi, durasi panjang duluan yang biasanya apresiasi harganya lebih bagus. Kalau kita nggak trading pun paling tidak kita ada kupon tiap 6 bulan untuk SBN,” ujarnya.
Untuk diketahui, Taspen memiliki empat program jaminan untuk pegawai negeri sipil yaitu Tunjangan Hari Tua [THT], Jaminan Kecelakaan Kerja [JKK], Jaminan Kematian [JKM] dan program pensiun.
Rony mengatakan, dua yang terbesar adalah program THT dan pensiun.
Per 2024, total aset THT, JKK dan JKM sebesar Rp149,53 triliun. Sementara, aset untuk Akumulasi Iuran Pensiun [AIP] sebesar Rp250,77 triliun.
Rony mengatakan, saat ini Taspen melayani 7,8 juta peserta yang terdiri atas 4,7 juta peserta aktif dan 3,1 juta peserta pensiun.
Untuk melayani para peserta, Taspen tersebar di 57 kantor cabang, 17.000 titik layanan dan bekerja sama dengan 44 mitra bayar.
“Kita menempatkan beberapa personel kita pada 128 titik pelayanan pada mal pelayanan publik yang saat ini juga bertransformasi menjadi mal pelayanan publik digital,” ujarnya.
Untuk memudahkan para pensiunan, ia mengatakan, Taspen menyediakan layanan otentifikasi digital, Taspen online serivice, serta menyediakan layanan antar kepada para pensiunan yang tidak tersentuh oleh teknologi, serta layanan klaim otomatis dan layanan klaim satu jam.
“Walauapun Taspen ini sudah mengembangkan pelayanan secara digital, tetapi faktanya pengajuan klaim pensiun itu baru 35% yang memanfaatkan. Jadi, 65% masih bersifat manual,” ujarnya.
Karena itulah, tambah dia, dari 1.344 karyawan Taspen sebanyak 70% tersebar di kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia untuk memudahkan pelayanan kepada peserta yang mengajukan klaim manual.
“Dari tahun ke tahun kami di Taspen berusaha menyempurnakan pelayanan kami kepada peserta kami,” ujarnya.
Berdasarkan survei keupuasan peserta yang dilakukan pihak ketiga pada 2024, tingkat kepuasan menacapai 98,47% yang antara lain diukur dari proses pengajuan klaim yang mudah dan tanpa biaya.
Leave a reply
