
Juni 2024, Nilai Ekspor Komoditas Tambang Masih Lesu, Tetapi CPO Rebound karena Volume yang Meningkat

elaksana tugas [Plt] Kepala BPS, Amalia A.Widyasanti
Badan Pusat Statistik [BPS] mengumumkan nilai ekspor Indonesia pada Juni 2024 mengalami penurunan yang cukup dalam secara bulanan (mont to month). Ekspor komoditas tambang terutama batu bara melanjutkan tren penurunan.
“[Ekspor] batu bara menurun secara bulanan disebabkan oleh penurunan volume [ekspor] dan harga. Sedangkan [penurunan ekspor batu bara] secara tahunan lebih disebabkan oleh penurunan harga,” ujar Pelaksana tugas [Plt] Kepala BPS, Amalia A.Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7).
Dalam paparannya Amalia menyampaikan nilai ekspor batu bara pada Juni 2024 mencapai US$2,49 miliar, turun 0,36% (month to month), dari US$2,50 miliar pada Mei 2024. Dibanding Juni 2023, nilai ekspor batu bara turun 6,68% dari US$2,67 miliar.
Sementara secara volume, ekspor batu bara pada Juni 2024 mencapai 32,66 juta ton, turun dari 33,69 juta ton pada Mei 2024. Pada periode yang sama tahun lalu, volume ekspor batu bara Indonesia sebesar 28,6 juta ton.
Rata-rata harga batu bara pada Juni 2024 sebesar US$76,34 per ton, naik dari US$74,27 per ton pada Mei, tetapi turun cukup tajam dari US$93,41 per ton pada Juni 2023.
Penurunan permintaan batu bara, jelas Amalia, terjadi karena saat ini belahan bumi utara termasuk juga China memasuki musim panas. Biasanya, kata dia, permintaan batu bara mengalami penurunan pada musim panas dan kembali naik pada musim dingin.
Batu bara merupakna salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Pada Juni 2024, batu bara memberikan kontribusi sebesar 12,71% terhadap total ekspor Indonesia.
Tak hanya batu bara, nilai ekspor komoditas unggulan besi dan baja pada Juni 2024 juga mengalami penurunan baik secara bulanan (month to month) maupun tahunan (year on year).
Amalia menyampaikan, nilai ekspor besi dan baja pada Juni 2024 mencapai US$2,10 miliar, turun 4,32% dari US$2,20 miliar pada Mei 2024 dan turun 3,48% dari US$2,18 pada Juni 2023.
“Besi dan baja menurun secara bulanan disebabkan penurunan volume dan harga. Begitu juga secara tahunan,” kata Amalia.
Volume ekspor besi dan baja pada Juni 2024 sebesar 1,66 juta ton, turun dari 1,84 juta ton pada Mei 2024. Sementara pada Juni 2023, volume ekspor besi dan baja Indonesia sebesar 1,46 juta ton.
Dari sisi harga, pada Juni 2024 rata-rata harga besi dan baja sebesar US$1.263,89 per ton, dari US$1.242,74 per ton pada Mei 2024 dan US$1.494,65 per ton pada Juni 2023.
Besi dan baja memberikan kontribusi sebesar 10,71% pada total ekspor Indonesia pada Juni 2024.
Ekspor Crude Palm Oil [CPO] dan produk turunannya, mengalami kenaikan signifikan secara bulanan (month to month) pada Juni 2024. Sementara secara tahunan (year on year) mengalami penurunan.
Amalia menyampaikan nilai ekspor CPO dan turunanya pada Juni 2024 mencapai US$2,18 miliar, naik 100,7% dari US$1,08 miliar pada Mei 2024. Secara tahunan (year on year), ekspor CPO turun 5,92% dari US$2,31 miliar pada Juni 2023.
Nilai ekspor CPO berkontribusi sebesar 11,1% terhadap total ekspor Indonesia pada Juni 2024.
Dari sisi volume, pada Juni 2024 total volume ekspor CPO dan turunanya mencapai 2,67 juta ton, meningkat dari 1,23 juta ton pada Mei 2024. Pada Juni 2023 lalu, volume eskpor CPO Indonesia sebesar 2,77 juta ton.
Saat ada peningkatan yang tajam dari sisi volume ekspor, harga CPO mengalami penurunan tajam, dari US$878,3 per ton pada Mei 2024 menjadi US$814,93 per ton pada Juni 2024. Sementara pada Juni 2023 lalu, rata-rata harga CPO mencapai US$836,28 per ton.
Masih Surplus
Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia pada Juni 2024 mencapai US$20,84 miliar, turun 6,65% dari US$22,33 miliar pada Mei 2024. Secara tahunan, nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,17% dari US$20,60 miliar pada Juni 2023.
Sementara secara akumulatif, sejak Januari hingga Juni 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai US$125,09 miliar, turun 2,76% year on year, dari US$128,64 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara di sisi impor, BPS melaporkan pada Juni 2024, nilai impor Indonesia mencapai US$18,45 miliar, turun 4,89% dibanding Mei 2024 yang mencapai US$19,40 miliar.
Secara tahunan, nilai ekspor Juni 2024 mengalami kenaikan sebesar 7,58% dari US$17,15 miliar pada Juni 2023.
Sepanjang Januari-Juni 2024, total nilai impor mencapai US$109,64 miliar, naik 0,84% dari US$108,73 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan profil ekspor dan impor tersebut, pada Juni 2024, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$2,39 miliar. Secara kumuluatif, dari Januari hingga Juni 2024, surplus neraca perdagangan mencapai US$15,45 miliar.
Leave a reply
