Kementerian BUMN Ajukan PMN Senilai Rp57,96 Triliun untuk Tahun 2024 dan PMN Tambahan

0
227
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2024. Menteri BUMN, Erick Thohir mengajukan PMN sebesar Rp57,96 triliun yang kemudian akan disebar untuk 10 perusahaan BUMN. Adapun PMN tersebut terbagi menjadi dua yaitu PMN yang diusulkan pada tahun 2024 dan juga PMN tambahan berdasarkan Rapat Internal Presiden pada April 2023.

Adapun untuk PMN yang diusulkan pada tahun 2024 ini untuk Perusahaan Listrik Negara sebesar Rp10 triliun, Hutama Karya sebesar Rp10 triliun, Pelni sebesar Rp4 triliun, IFG sebesar Rp3 triliun, INKA sebesar Rp3 triliun, PT Rekayasa Industri sebesar Rp2 triliun, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia sebesar Rp1,9 triliun. Dengan demikian total dana dari ketujuh perusahaan pelat merah tersebut sebesar Rp33,9 triliun.

Adapun PMN tambahan yang dibutuhkan adalah untuk Hutama Karya sebesar Rp12,5 triliun, Wijaya Karya sebesar Rp8 triliun, dan IFG sebesar Rp3,56 triliun. Dengan demikian totalnya sebesar Rp24,06 triliun.

Jika digabungkan antara PMN yang diusulkan sebesar Rp33,9 triliun dan PMN tambahan dibutuhkan sebesar Rp24,06 triliun maka totalnya senilai Rp57,96 triliun.

Baca Juga :   Strategi BNI Syariah Kejar Target Rp5 Miliar dari Sukuk SWR001

“Kami juga mendapat support yaitu Rp5,7 triliun dari cadangan investasi dari Menteri Keuangan yaitu untuk penyelesaian pengalihan polis Jiwasraya itu Rp3 triliun yang sesuai dengan anggaran yang kita pernah usulkan lalu, ID Food yaitu Rp500 miliar, lalu InJourney ini Rp1,2 triliun, lalu juga Reasuransi ini Rp1 triliun,” kata Erick Thohir dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR pada Senin (05/06/2023).

Ia berharap bahwa PMN tahun 2023 ini segera cair pada beberapa perusahaan BUMN.

“Saya berharap juga ini sebagai catatan untuk yang PMN tahun 2023 ini sudah terjadi pencairan yaitu untuk PLN sebesar Rp10 triliun, lalu Hutama Karya Rp28,9 triliun, Airnav Rp659 miliar, lalu Len Industri atau defence industri yaitu Rp1,75 triliun,” jelas Erick.

Leave a reply

Iconomics