
Holding Perkebunan Nusantara Perkuat Peran di Sektor Pangan dan Energi

Mohammad Abdul Gani, Dirut PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai holding BUMN Perkebunan diamanatkan untuk memperkuat perannya di sektor pangan dan energi, tidak hanya di hulu tetapi juga dengan memperbesar kapasitas di industri hilir.
Mohammad Abdul Gani, Dirut PTPN III mengatakan sejak tiga tahun lalu, Menteri BUMN Erick Thohir telah mendorong PTPN untuk meningkatkan perannya dalam memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional. Arahan Erick Thohir itu, menurut Gani, diterjemahkan antara lain dengan memperluas areal perkebunan kelapa sawit, serta memperbesar kapasitas industri hilir baik terkait sawit maupun gula.
“Sejak tiga tahun yang lalu, kami telah melakukan perbaikan tata kelola, kemudian perbaikan dari sisi operasional, sehingga dari waktu ke waktu kami memiliki kemampuan yang lebih baik untuk meningkatkan kapasitas PTPN dalam kaitan penyediaan pangan dan energi,” ujar Gani dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (11/4).
Lebih lanjut Gani memaparkan untuk memperkuat perannya di sektor pangan dan energi, saat ini PTPN III sebagai holding sedang membentuk subholding perkebunan sawit yiatu Palm Co atau Sinergi Sawit Nusantara.
“Jadi, kalau Sugar Company sudah dua tahun yang lalu dibentuk, dalam satu bulan ini kami sedang mempersiapkan terbentuknya Palm Company atau Sinergi Sawit Nusantara yang mengkonsolidasikan beberapa PTPN sawit, kemudian nanti Palm Co itu akan berkolaborasi lagi dengan satu subholding lagi yaitu Supporting.co untuk memperluas tanaman kelapa sawit melalui konversi dari karet maupun menanam lahan-lahan kosong terutama di Sulawesi dan Kalimantan,” jelas Gani.
Di sisi hilir, PTPN juga memperkuat kapasitas industri olein. Pada tahun 2022 lalu, kapasitas pabrik olein PTPN sebesar 750 ribu ton CPO per tahun. Gani mengatakan dalam lima tahun ke depan ditingkatkan menajdi 3 juta ton CPO per tahun atau 1,8 ju7ta ton olein.
Bila kapasitas olein ini tercapai, sambungnya, maka kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat yaitu 3 juta ton, 70% akan dipenuhi oleh BUMN.
“Jadi, ketika kasus seperti tahun lalu, ketika minyak goreng langkah, mestinya di masa yang akan datang BUMN juga bisa hadir,” ujarnya.
Lebih jauh, PTPN juga masuk ke industri ritel. Saat ini kapasitas minyak goreng yang diproduksi PTPN sebesar 72 ribu ton per tahun. “Kita akan naikkan menjadi 240 ribu,” ujarnya.
Untuk energi, PTPN juga akan masuk ke industri biodiesel. Tahun ini, menurutnya, pabrik biodiesel dengan kapasitas 433 ribu ton mulai dibangun.
Leave a reply
