Masih Ingat Blackout Listrik Tahun 2019? Begini Strategi PLN Mencegah Tak Terulang Kembali

0
487

Belajar dari kasus pemadanam listrik massal (blackout) seperti pada Agustus 2019 lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus berupaya menjaga keandalan sistem kelistrikan di Indonesia.

“Pasca blackout 2019, itu merupakan lesson learned bagi PLN sehingga kami meningkatkan infrastruktur menjadi lebih baik, seperti dengan membangun enam jalur utama transmisi khususnya di Jawa. Kemudian ada penyelesaian proyek seperti di SUTET 500 kV PLTU Indramayu-Cibatu Baru. Kemudian ada juga pada Maret 2022, kita melakukan pelengkapan jalur SUTET di Ungaran-Mandirancan dan dua jalur Pedan-Tasikmalaya sebelumnya. Kemudia juga di Jawa, kalau kita lihat ada pembangkit-pembangkit yang cukup besar yang masuk di sistem sampai saat ini, contohnya PLTU Jawa VII 2×1000 MW dan ini akan memperkuat sistem di Jawa,” ujar Iwan Utama, EVP Perencanaan Strategis Pembangkitan PT PLN (Persero) dalam acara Energy & Mining Outlook yang dislenggarkan CNBC Indonesia, Kamis (23/2).

PLN, tambah Iwan juga melakukan pengawasan aset kelistrikan secara end to end, untuk memastikan setiap infrastruktur dalam kondisi yang sangat prima, dimana setiap sistem interkoneksi semakin kokoh dengan pengamanan berlapis.

Baca Juga :   Dirut PLN: Setiap Rest Area Ada SPKLU

“Kami juga menerapkan keandalan operasi, dengan tentunya mengaktifkan cadangan-cadangan kelistrikan. Bahkan tiga tahun ini kami menerapkan terobosan yang namanya Anti Blackout. Jadi, di setiap sistem kelistrikan, ada semacam indikasi-indikasi yang dapat kita ketahui secara cepat sehingga dapat kita antisipasi kekurangan-kekurangan listrik, sehingga tidak terjadinya pemadaman yang meluas,” ujarnya.

Selain kondisi infrastruktur kelistrikan yang lebih baik dan keandalan operasi, dari sisi sisi kapasitas pembangkit dan ketersediaan energi primer juga sudah memadai. Menurutnya, kapasitas pembangkit listrik di Indonesia pada saat ini sangat cukup. Program pembangunan infrastruktur kelistrikan dari tahun 2015 sampai 2023 berhasil memperbaiki postur keseimbangan antara pasokan dan demand.

“Hari ini kondisi pasokan listrik kita sudah sangat cukup. Untuk kondisi sistem kelistrikan di sistem besar, PLN seluruh Indonesia saat ini dalam kondisi yang aman. Bahkan kalau kita lihat satu per satu, antara beban puncak dan daya mampu neto di seluruh provinsi di Indonesia, saat ini memiliki cadangan atau reserve margin yang cukup yaitu rata-rata di sekitar 30%. Sementara dulu, kalau kita lihat ke belakang di tahun 2015, hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki cadangan yang cukup mepet, keculai di Jawa,” ujarnya.

Baca Juga :   Kemenko Perekonomian: Optimalisasi EBT Bisa Mempercepat Swasembada Energi

Kemudian, dari sisi ketersediaan pasokan energi primer, menurutnya, ketersediaan energi primer seluruh pembangkit di Indonesia pada saat ini cukup, baik itu batubara, gas maupun BBM.

Keandalan pasoan energi primer ini, jelasnya merupakan hasil tranformasi yang dilakukan PLN di bidang tata kelola energi primer. “Jadi, kami lakukan penataan ulang kontrak menjadi jangka panjang dan ini menjadi sangat kokoh, sehingga dari pergerakan energi primer pun dapat kami monitor. Sehingga setiap pemenuhan batubara, gas dan BBM, mencapai titik aman. Contohnya, kalau kita lihat dari sisi batubara, itu untuk cadangannya di atas 20 hari,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics