
Perdagangan Saham akan Ditutup Wapres, Begini Gambaran Kinerja Pasar Modal Selama 2022

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi
Hari terakhir perdagangan saham pada tahun 2022 yaitu pada Jumat (30/12), rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin. Setelah mengalami kenaikan 10,1% pada tahun 2021 lalu, tampaknya tahun ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak sekinclong tahun lalu.
Pada penutupan perdagangan Kamis (29/12), IHSG ditutup masih berada di bawah 7.000, tepatnya di level 6.860,07. Dus, sejak awal tahun (year to date), IHSG hanya menguat sekitar 4,2%.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan memang apabila dibandingkan kinerja IHSG akhir tahun lalu, pada tahun ini kinerja IHSG mengalami penurunan. Namun, menurut Inarno dengan kondisi tahun 2022 yang penuh dengan ketidakpastian perekonomian global, pencapaian year to date 2022 yang berada di kisaran 4% ini “sudah cukup bagus.” Apalagi apabila dibandingkan dengan kinerja bursa saham di kawasan ASEAN, kinerja pasar saham Indonesia terbilang lebih baik dibandingkan mayoroitas negara di kawasan.
“Kinerja IHSG ini merupakan yang tertinggi kedua setelah Singapura jika dibandingkan dengan seluruh kinerja bursa ASEAN, setelah sebelumnya IHSG juga pernah berada di tingkat pertama di kawasan ASEAN dan Regional, serta peringkat ke-3 di dunia pada November lalu,” ujar Inarno dalam Konferensi Pers Bursa Akhir Tahun 2022, Kamis (29/12).
Terlepas dari kurang kinclognya kinerja IHSG dibandingkan tahun lalu, pada tahun 2022 ini, IHSG sudah sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yaitu di level 7.318,016 pada 13 September 2022.
Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai Rp9.509 triliun per 28 Desember 2022 atau secara year to date tumbuh sebesar 15,18%. Di tahun 2022 ini, tepatnya pada tanggal 27 Desember 2022, kapitalisasi pasar di Bursa Efek juga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu sebesar Rp9.600 triliun.
Seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik, aktivitas penghimpunan dana melalui Pasar Modal juga terus meningkat. Sampai 28 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 224 penawaran umum yang terdiri dari 57 Penawaran Umum Perdana Saham, 44 Penawaran Umum Terbatas, 123 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, dengan total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp266,41 triliun. Dari 224 kegiatan emisi tersebut, OJK mencatat Emiten baru yang berhasil melantai di Bursa Efek sebanyak 63 Emiten.
Selanjutnya, pasca diterbitkannya POJK Nomor 57 tahun 2020 tentang Securities Crowd Funding (SCF), penghimpunan dana securities crowdfunding terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Berdasarkan data OJK per 28 Desember 2022, jumlah total pengimpunan dana secara nasional melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp713,29 miliar dari 135.778 investor melalui 13 platform penyelenggara SCF.
Pertumbuhan dari sisi supply juga diikuti pertumbuhan dari sisi demand. OJK mencatat, jumlah investor pasar modal bertumbuh pesat hampir 10 kali lipat dibandingkan lima tahun terakhir.
“Kami mencatat, sejak tahun 2020, pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal setiap tahunnya lebih dari 2,5 juta sehingga per 28 Desember 2022 menembus 10,3 juta SID,” ujar Inarno.
Jumlah investor pasar modal saat ini masih didominasi oleh investor berusia di bawah 30 tahun yang mencapai 58,74%. “Hal ini merupakan pertanda bagus bagi perekonomian Indonesia karena sejak usia dini sudah mulai melek investasi. Selain itu, ke depannya kaum milenial dan gen-Z lah yang akan meneruskan perjuangan kita semua untuk membawa Indonesia menjadi pusat perekonomian dunia dalam rangka menyongsong Indonesia Emas tahun 2045,” ujar Inarno.
Leave a reply
