
Emiten BUAH Tetap Ekspansi di Tengah Daya Beli Masyarakat yang Menurun

PT Segar Kumala Indonesia Tbk. (BUAH) menggelar paparan media di Surabaya, Selasa (26/7).
Ekspansi masih terus dilakukna oleh PT Segar Kumala Indonesia Tbk. (BUAH) meski saat ini berada di tengah situasi inflasi tinggi yang menggerus daya beli masyarakat Indonesia, serta adanya ancaman resesi ekonomi global. Tak hanya masih yakin dengan pencapaian target pertumbuh 40% tahun ini, BUAH juga akan membuka cabang baru di Palu, Sulawesi Tengah, dalam waktu dekat.
Di tengah tantangan daya beli yang turun, Perseroan menilai konsumsi masyarakat akan buah terus meningkat seiring dengan kesadaran dan kepeduliaan terhadap gaya hidup sehat.
“Manajemen BUAH masih optimistis dapat mencapai target penjualan di sepanjang tahun ini. Keyakinan tersebut didukung rencana pembukaan cabang yang dapat menjadi pendongkrak omzet kami di masa mendatang,” ujar Direktur Utama BUAH Renny Lauren melalui siaran pers, Rabu (30/11).
Direktur BUAH Toni Soegiarto menambahkan Perseroan tentunya tetap mempertimbangkan berbagai kemungkinan pada Kuartal IV/2022 ini. Isu resesi, menurunnya daya beli masyarakat, kenaikan harga pembelian, dan hal lain yang tentunya akan dan bahkan sedang Perseroan hadapi.
“Manajemen tentunya menyusun skema dan strategi agar tetap dapat mencapai target BUAH kedepannya,” ujarnya.
Toni mengungkapkan bahwa isu resesi menjadi salah satu faktor utama, karena daya beli masyarakat cenderung menurun. Di sisi lain, BUAH tetap optimis dengan rencana dibukanya cabang Palu. Langkah ini diambil dengan maksud agar perusahaan dapat terus konsisten dalam mendistribusikan buah ke seluruh Indonesia.
“Kami yakin dan optimis dengan pembukaan kantor dan cold storage di Palu di tengah isu resesi. Tentunya kami juga memiliki strategi tersendiri dalam mengejar target yang kami sampaikan saat IPO kemarin” ujarnya.
Toni mengatakan saat ini secara kinerja kendati pendapatan Perseroan terus bertumbuh tetapi memang belum dapat mengerek laba secara maksimal. Hal itu disebabkan karena BUAH masih mempertahankan harga jual meski secara HPP mengalami kenaikan.
“Kenaikan biaya pembelian tentunya mempengaruhi harga modal produk kami, akan tetapi kami masih belum menaikkan harga jual, mengingat kami perlu mengimbangi daya beli masyarakat yang menurun akibat kenaikan harga BBM dan harga pokok lainnya,” kata Toni.
Sebelumnya, secara keseluruhan kinerja Perseroan hingga Kuartal III/2022 telah membukukan pendapatan Rp943 miliar atau tumbuh 35,68% (yoy), dengan laba bersih sebesar Rp20 miliar, turun 21.24% dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba di sebabkan peningkatan beban pokok penjualan yang tidak di imbangi dengan kenaikan harga jual, dengan memperhatikan daya beli masyarakat dan juga adanya peningkatan beban pokok penjualan yang cukup signifikan BUAH naik 38.94% menjadi Rp858,32 miliar.
“Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya laba pada Kuartal III/2022 ini. Kenaikan biaya pembelian yang disebabkan oleh kenaikan kurs Dollar, kenaikan biaya pengiriman (Freight cost), kenaikan harga pembelian yang disebabkan adanya lockdown di Negara asal khususnya China dan kenaikan biaya angkutan,” ungkap Renny.
Adapun saat ini BUAH telah memiliki 11 kantor cabang dan cold storage di berbagai wilayah di Indonesia, disusul oleh cabang Palu menjadi 12 cabang nantinya.
Leave a reply
