
Jauh dari Resesi, Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh di Sekitar 5% Pada Tahun 2023

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2022, Rabu (30/11)/Foto: Departemen Komunikasi BI
Ancaman resesi pada tahun 2023 diperkirakan masih jauh dari Indonesia, meski ekonomi global diselimuti kegelapan. Proyeksi Bank Indonesia, ekonomi Indonesia pada tahun 2023 masih tumbuh di sekitar 5%, sama seperti pada tahun 2022 ini.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2022, Rabu (30/11) menyampaikan setelah 30 bulan melawan pandemi Covid-19 dan kini berhadapan dengan gejolak gelobal, perekonomian Indonesia masih bertahan dan kini pulih. Stabilitas terjaga, pertumbuhan ekonomi Indoneisa tinggi, lebih baik dari banyak negara lain. Hal ini, tambahnya, merupakan buah dari sinergi dan inovasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang kuat, khususnya fiskal dan moneter.
Tetapi, meski tetap tumbuh positif dan optimis menghadapi tahun 2023, Indonesia harus tetap waspada karena kondisi dunia masih bergejolak. Tidak ada yang bisa memastikan kapan perang antara Rusia dan Ukraina akan berakhir. Di sisi lain, tambah Perry, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas. Tiongkok juga menerapkan kebijakan zero Covid dengan melakukan lockdown. Harga energi dan pangan juga masih tinggi. Pasokan dan distribusi barang juga masih tersendat. Kondisi-kondisi ini menyebabkan risiko stagflasi atau bahkan resflasi.
Perry menyebut, setidaknya ada lima permasalahan global yang perlu diwaspadai. Pertama, pertumbuhan menurun (slow growth). Risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa meningkat. Kedua, inflasi sangat inggi (high inflation) karena harga energi dan pangan global. Ketiga, suku bunga tinggi yang diperkirakan berlangsung lama (higher for longer). Fed Fund Rate diperkirakan mencapai 5% dan tetap tinggi selama tahun 2023. Keempat, dollar Amerika Serikat yang perkasa (strong dollar) yang menyebabkan tekanan depresiasi pada mata uang negara lain, termasuk Indonesia. Kelima, cash is the king. Penarikan dana investor global dan beralih ke aset yang likuid, karena risiko tinggi.
“Di tengah gejolak global, mari kita perkuat sinergi dan koordinasi, kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia, KSSK, semua pihak, bersama, insyaallah, Tuhan menghendaki, ekonomi Indonesia pada 2023 dan 2024 akan menunjukkan ketahanan dan kebangkitan. Pertumbuhan akan cukup baik 4,5% sampai 5,3% pada 2023 dan meningkat 4,7% sampai 5,5% pada 2024,” ujar Perry.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini, ditopang oleh ekospor,konsumsi dan investasi yang meningkat. Inflasi yang masih sangat tinggi saat ini diperkirakan akan kembali ke sasaran 3,0±1% pada tahun 2023 dan 2,5%±1 pada tahun 2024.
Leave a reply
