Dirut BRI Ungkap Rahasia Cetak Laba Bersih Rp39,31 Triliun

0
365

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mecentak laba bersih sebesar Rp39,31 triliun pada sembilan bulan (9M) 2022, naik 106,4% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Perolehan laba bersih yang tumbuh tiga digit ini merupakan buah dari proses transformasi yang dilakukan bank milik pemerinta ini. Sejak awal pandemi Covid-19, BRI menerapkan cetak biru BRIvolution 2.0.

Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan transformasi berkelanjutan yang ditempuh menjadikan BRI lebih efisien sekaligus semakin fokus pada sektor UMKM sebagai backbone utama bisnis perseroan.

“BRI menatap akhir tahun 2022 serta menyambut tahun 2023 tetap dengan optimisme yang tinggi, namun dengan kewaspadaan yang tinggi pula. Artinya kita optimis tapi tidak terlena, kita tetap waspada. Oleh karenanya BRI akan terus melakukan transformasi yang berkelanjutan untuk mempertahankan kinerja yang prominen dan dapat terus tumbuh secara sehat dan makin tangguh,” ujar Sunarso, Senin (21/11).

Sunarso menyampaikan BRI terus berkomitmen untuk menumbuhkembangkan UMKM. Hal ini tergambar dari portofolio kredit UMKM BRI yang mencapai 84% dari total kredit. Kredit sektor UMKM yang dikucurkan perseroan pada kuartal III-2022 mencapai sebesar Rp935,86 triliun atau tumbuh 9,83% yoy. Adapun total kredit BRI secara konsolidasian mencapai RpRp1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92%.

Baca Juga :   FIF Dukung UMKM dengan Salurkan Dana Bergulir tanpa Bunga Senilai Rp 2,5 Miliar

Dengan pertumbuhan kredit yang positif, aset BRI Group mampu meningkat 4% yoy menjadi Rp1.684,6 triliun pada kuartal III-2022. Hal ini diimbangi dengan kinerja yang prominen dan dapat terus tumbuh secara sehat melalui manajemen risiko yang baik sebagaimana tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang berada di level 3,09%.

Kinerja positif yang dituai perseroan dari transformasi berkelanjutan lainnya adalah terkait dengan efisiensi bisnis. Hal ini dibuktikan dengan proporsi Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI yang semakin didominasi oleh dana murah (CASA). Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp1.139,77 triliun dan dari jumlah dana tersebut, porsi CASA telah mencapai 65,43% atau meningkat 10,22%.

Kemampuan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA berdampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan perseroan, hal tersebut tercermin dari beban bunga yang tercatat menurun 9,12% secara yoy. Selain itu, cost of fund atau biaya dana BRI secara konsolidasian terus menurun menjadi 1,94% atau terendah sepanjang sejarah BRI.

“Sesungguhnya kunci dari capaian laba ini adalah kita berhasil mentransformasi liabilities kita sehingga bisa menurunkan biaya dana. Yang kedua adalah kita mentransformasi proses bisnis kita melalui digitalisasi, sehingga menurunkan biaya overhead,” ungkap Sunarso.

Baca Juga :   Dukung UMKM, Maybank Indonesia Diganjar Penghargaan oleh Bank Indonesia

Sunarso menambahkan digitalisasi turut menjadi motor penggerak efisiensi dalam transformasi BRI. Melalui digitalisasi proses bisnis yang dituangkan dalam strategi hybrid bank, BRI mampu menekan operational cost serta menjangkau lebih banyak masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan keuangan formal.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics