
Usung Anies Jadi Bakal Capres 2024, Nasdem Akui Ada Tantangannya, Apa Itu?

Tangkapan layar, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) dan bakal capres Partai Nasdem Anies Rasyid Baswedan (kiri)/Iconomics
Keputusan Partai Nasdem memutuskan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) untuk 2024 memiliki tantangan. Dan, tentu saja tantangan itu harus dijawab sehingga keputusan mengusung Anies sebagai bakal capres 2024 bukan keputusan yang salah.
“Kita coba berikhtiar, kita lakukan pengecekan. Apa dia (Anies) menjadi alat negara asing? Tidak ada juga. Jadi, apa yang salah? Tidak ada yang salah, memang tidak suka saja. Ini faktor tidak suka dan suka, Coba kita bergerak, kita suka. Kita sekarang di posisi itu, ada yang menentukan, rasa keadilan,” kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ketika bertemu dengan 50 guru besar dari berbagai perguruan tinggi beberapa waktu yang lalu.
Surya menuturkan, ada pihak yang menuding Anies sebagai sosok yang bukan bagian dari pemerintahan. Karena itu, Nasdem harus menjawab tudingan tersebut walau sebenarnya Anies sebelumnya merupakan Gubernur DKI Jakarta.
“Baru kemarin dia (Anies) pensiun dari DKI. Waktu dicalonkan Nasdem dia sebagai apa? Gubernur. Gubernur ada dalam sisi pemerintahan. Ada pemerintah pusat, ada pemerintah daerah. Berarti kan orang di dalam pemerintahan,” kata Surya.
Dari sisi partai sendiri, kata Surya, Nasdem merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 2 periode ini. Karena itu, agak mengherankan jika ada pihak yang masih meragukan sikap Nasdem terhadap pemerintahan.
“Ada zona kenyamanan yang dimiliki Nasdem. (Nasdem) bagus, partai bersahabat, partai yang ada di dalam pemerintahan. Tapi ada orang yang di luar sana mengatakan, itu di luar pemerintahan,” ujar Surya.
Lebih lanjut, kata Surya, Pemilu 2024 dapat menjadi momentum memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Setiap pemilu yang kerap dipolitisasi dapat mengakibatkan gesekan yang berujung pada dampak negatif di publik. Karena itu, dalam menjalankan demokrasi, pemilu harus dapat mencerdaskan sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.
“Nasdem tidak mau lihat setiap pemilu bangsa ini makin bukan memperkuat semangat kebangsaannya, persatuannya. Jadi setiap ada pemilu, ini terjadi pemikiran yang sempit itu adalah berarti kita belum siap benar berada dan memanfaatkan arti model dan sistem demokrasi yang kita miliki,” katanya.
Leave a reply
