Praktisi PR Dituntut untuk Terus Mengembangkan Kapabilitasnya

Selain dituntut untuk terus bertransformasi dalam strategi komunikasi, para praktisi Public Relation (PR) baik humas pemerintah, perusahaan swasta, perusahaan BUMN, maupun organisasi lainnya, juga dituntut untuk terus mengembangkan kapabilitas dirinya di tengan kondisi dunia yang terus berubah cepat.

Menurut Boy Kelana Soebroto, Ketua Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (BPP PERHUMAS), ada lima kapabilitas yang harus dimiliki oleh praktisi PR. Pertama, harus bisa membangun perencanaan komunikasi yang strategis.

“Dengan situsai yang ada saat ini tentunya kita harus beradaptasi, harus bisa relevan dengan kondisi yang ada saat ini,” ujar pria yang juga Head of Corporate Communications Astra ini dalam acara webinar 2nd PR Outlook: Pandemi Menuju Endemi, Bagaimana PR Beradaptasi? yang digelar Theiconomics, Selasa (29/3).

Praktisi PR, menurut Boy juga harus mampu mengembangkan kampanye-kampanye yang berdampak kepada tujuan organisasi. “Kadang kita suka lupa, apa itu tujuan organisasi kita. Semua effort yang kita lakukan dalam konteks komunikasi dan kampanye-kampanye komunikasi harus berdampak kembali kepada tujuan organisasi kita,”ujarnya.

Praktisi PR juga harus selalu siap menghadapi crisis communication yang terjadi, jangan menungggu krisisnya besar baru ditangani.

“Kadang-kadang crisis communication itu ditangani ketika nanti sudah besar. Padahal tiap hari potensi krisis itu banyak banget dan itu harus ditangani dengan baik,” ujarnya.

Praktisi PR juga, menurut Boy, harus mampu mengukur hasil komunikasi dengan metodologi yang tepat sebagai pembuktian bahwa PR ini mampu berkontribusi terhadap tujuan organisasi.

Kemudian yang tak kalah penting adalah praktisi PR juga harus mampu membangun social capital dalam membangun jaringan kolaborasi. Boy mengatakan kolaborasi adalah kunci, kebersamaan adalah kekuatan.