Laba Naik Double Digit, Pegadaian Tambah Dorong Penggunaan Pegadaian Digital di Tahun 2022

0
595

Kantor Pusat Pegadaian (depan)/Pegadaian

PT Pegadaian mencatatkan pertumbuhan laba 2 digit sepanjang tahun 2021. Laba naik dari tahun 2020 yang laba sebesar Rp2,02 triliun menjadi Rp2,42 triliun pada tahun 2021. Laba tersebut tumbuh 20%.

Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto mengatakan pertumbuhan laba ini didukung oleh efisiensi yang dilakukan oleh manajemen dan seluruh Insan Pegadaian.

“Ketika kinerja operasional kurang menguntungkan yang berdampak pada penurunan pendapatan, maka efisiensi menjadi strategi yang dipilih agar perusahaan tetap bertahan bahkan meraih keuntungan,” kata Kuswiyoto dalam siaran pers tertulis.

Ia mengatakan beban usaha yang pada tahun 2020 mencapai Rp19,17 triliun pada tahun 2021 dapat kita tekan menjadi Rp17,40 triliun. Kuswiyoto mengatakan strategi ini cukup jitu mengingat pendapatan usaha tahun 2020 mencapai Rp21,96 triliun tahun ini terkoreksi menjadi Rp20,63 triliun.

Pegadaian menyebut penurunan harga emas juga turut mempengaruhi pendapatan perusahaan. Data menunjukkan rata-rata harga emas tahun 2020 sebesar Rp835.700, turun menjadi Rp 827.107 di tahun 2021. Kondisi ini memberi dampak pada penurunan Outstanding Loan (OSL) per 31 Desember 2020 sebesar Rp56,8 triliun menjadi Rp51,9 triliun di tahun 2021. Pasalnya, 98% barang jaminan di Pegadaian adalah emas, baik perhiasan maupun emas batangan. Sedangkan sisanya adalah barang jaminan non emas. Sehingga penurunan harga emas memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Sepanjang tahun 2021, Pegadaian juga aktif dengan program-program memberdayaan masyarakat melalui restrukturisasi, relaksasi, diskon bunga, kegiatan sosial hingga meluncurkan produk Gadai Peduli atau gadai tanpa bunga untuk pinjaman maksimal Rp1 juta.

Dirut Pegadaian mengatakan bahwa selama tahun 2021 transaksi digital yang dilakukan oleh nasabah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Jumlah transaksi melalui aplikasi Pegadaian Digital sebanyak 3,40 juta transaksi pada tahun 2020, sedangkan pada 2021 menjadi 5,09 juta transaksi. Jumlah tersebut naik 49,24%. Demikian juga, nilai transaksi meningkat dari tahun 2020 sebesar Rp5,09 triliun, naik 35,73% menjadi Rp6,91 triliun pada tahun 2021.

“Kenaikan transaksi digital ini tentu berdampak pada penurunan biaya operasional, mengingat dari sisi penggunaan kertas misalnya dapat dikurangi, dari sisi waktu layanan juga lebih cepat. Begitu pula dari sisi data juga lebih akurat dan realtime,” kata Kuswiyoto.

Ia sangat mendorong di masa datang penggunaan aplikasi Pegadaian Digital ini semakin meningkat, karena saat ini nasabah yang sudah familiar menggunakan aplikasi baru sekitar 20% dari total nasabah.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics