Komisi IV dan Pemerintah Akan Cari Solusi soal Sawit Indonesia agar Bisa Masuk Eropa

0
399
Reporter: Rommy Yudhistira

Tingginya harga minyak sawit saat ini bersamaan dengan mencuatnya isu yang mempekerjakan anak di bawah umur dalam industri sawit. Isu itu pula yang digunakan Eropa untuk menolak hasil industri sawit Indonesia.

“Ini yang disebut pelanggaran juga, ini yang digunakan oleh negara-negara Eropa supaya minyak sawit di Indonesia ini tidak masuk ke Eropa. Jadi ini faktornya,” kata anggota Komisi IV DPR Hermanto dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (3/12).

Hermanto mengatakan, berdasarkan hasil dari lapangan, situasi tersebut terjadi lantaran letak pabrik industri sawit berada di tengah perkebunan yang jauh dari pusat kota dan sarana-sarana pendidikan. Itu sebabnya, banyak anak-anak tersebut memilih untuk membantu para orang tuanya di kebun sawit sebagai pekerja.

“Kita menyaksikan anak-anak usia sekolah, itu karena di situ tidak ada fasilitas pendidikan yang memadai, maka mau tidak mau anak seusai itu turut serta di dalam membantu orang tuanya. Itu dalam konteks hak asasi manusia itu tidak boleh, karena anak seusia itu kan mestinya dia harus sekolah, kuliah, belum saatnya dia untuk bekerja,” ujar Hermanto.

Baca Juga :   Komisi I Gelar Uji Kelayakan dan Kepatutan Jenderal Andika dengan Semi Tertutup

Untuk mengatasi masalah itu, kata Hermanto, pihaknya akan duduk bersama pemerintah mencarikan jalan keluarnya. Dengan demikian, produk-produk olahan sawit Indonesia dapat memasuki pasar Eropa.

“Meminta pemerintah untuk melobi. Karena ini bisa selesai dengan lobi, tapi ini kan lobi sampai sekarang pun belum mendapatkan hasil yang optimal. Ini juga karena ada kepentingan korporasi di sana. Korporasi di sana itu tidak mau rugi, karena mereka produsen bunga matahari (bahan baku minyak goreng selain sawit) yang terbesar juga di Eropa kan itu,” ujar Hermanto.

Hermanto juga meminta pemerintah untuk membenahi persoalan lahan sawit, yang juga menjadi isu besar skala internasional. Komisi IV terus mengupayakan mengangkat isu tersebut dalam pembahasan-pembahasan bersama pemerintah agar dapat memberikan solusi yang jelas dan konkret.

“Karena memang kita tahu bahwa membuka lahan kebun ini, ada hutan-hutan produktif, hutan lindung, itu mengalami pengurangan akibat perluasan lahan sawit. Ini memang harus kita akui, bahwa Indonesia itu proses membuka lahan sawitnya adalah membuka lahan hutan. Itu dari segi lingkungan,” katanya.

Leave a reply

Iconomics