
Irfan Setiaputra: Tak Setetes Pun Niat Pemerintah Pailitkan Garuda Indonesia

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra (baju putih) dan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga
Di tengah tantangan industri penerbangan yang sangat berat akibat pandemi Covid-19 serta beban hutang yang menumpuk di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, berkembang wacana mempailitkan maskapai national flag carrier ini dan menggantikannya dengan Pelita Air.
Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, hakul yakin pemerintah selaku pemegang saham mayoritas tak akan membangkrutkan Garuda Indonesia. Membuat Pelita Air menjadi sebesar Garuda Indonesia juga membutuhkan usaha dan dana yang besar. Brand Garuda Indonesia sudah begitu kuat sebagai maskapai national flag carrier.
Di tengah isu dan wacana palit ini, selaku pucuk pimpinan manajemen Garuda Indonesia saat ini, Irfan tetap fokus bekerja untuk melakukan restrukturisasi hutang perusahaan yang berjumlah sekitar Rp70 triliun. Komunikasi dengan kreditur terutama para lessor terus dilakukan dan mendapat sambutan yang baik.
“Saya enggak melihat satu tetes pun niatan untuk ini [Garuda Indonesia] dipailitkan,” ujar Irfan dalam acara YouTube bertajuk ‘Senggol Bang Episode 2 – Emang Gauda Bisa Diselamatkan’ yang dipandu Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, yang dikutip Theiconomics, Senin (8/11).
Apalagi, Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu memilih mencarter Garuda Indonesia untuk perjalanannya ke sejumlah negara. Menurut Irfan ini adalah sebuah bahasa simbolik dari Kepala Negara untuk tetap mendukung keberadaan Garuda Indonesia sebagai national flag carrier.
“Beliau kan orang Jawa, Solo. Enggak semua yang dia mau itu dikatakan. Bangsa ini bangsa simbol. Saya enggak negerti, ini bangsa simbol, tetapi simbol ini dilempar, masih saja ngeyel ini mau dipailitkan. Balik lagi, kalau sudah begitu saya tersenyum saja. Mendingan kerja,” ujar Irfan.
Menjadikan Pelita Air sebagai national flag carrier, pengganti Garuda Indonesia, menurut Irfan sebagai sebuah upaya berjaga-jaga itu adalah hal yang wajar. Sebab, pemerintah memang memiliki kewajiban untuk memiliki national flag carrier. Tetapi, Irfan percaya diri bahwa upaya restrukturisasi Garuda Indonesia akan berhasil. Berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan para lessor, menurutnya kemungkinan restrukturisasi gagal itu di bawah 10%.
Leave a reply
