Gojek Perjuangkan Kaum Perempuan di Industri Teknologi

0
95
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Gojek mengadakan program akselerator “Gojek Xcelerate Batch 2” untuk mengembangkan 10 rintisan terbaik karya perempuan Indonesia dan Asia Pasifik. Berbagai pelatihan akan digelar bersama sejumlah mentor dari Gojek, Google, McKinsey & Company dan UBS.

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, program ini juga akan menghubungkan para pelaku usaha rintisan ke jaringan investor global. Perusahaan-perusahaan rintisan ini akan diberi pendidikan dan pelatihan sebagai bentuk pembekalan.

“Pada akhirnya ada hari demo yang ditunggu-tunggu karena di saat itu mereka bisa pitch ke investor-investor. Ketika investor tertarik dari situlah diskusi bisa berlanjut hingga bahas funding. Itu yang diharapkan,” kata Nila di Jakarta kemarin.

Di tempat yang sama, SVP Product Management Gojek Dian Rosanti menimpali, perempuan pendiri usaha rintisan di dunia teknologi seringkali menghadapi lebih banyak tantangan dibanding kaum pria. Bukan hanya karena stigma sosial, tapi juga kurangnya jejaring dukungan dan akses terbatas atas pendanaan.

“Untuk menciptakan kesempatan yang lebih setara, ‘Gojek Xcelerate Batch 2’ fokus melatih usaha rintisan yang dipimpin perempuan soal strategi penting dalam mengembangkan bisnis, serta menghubungkan mereka dengan pemimpin perempuan sukses dari berbagai industri dan memberikan akses jejaring mentor dan investor yang satu visi,” kata Dian.

Baca Juga :   Menko Airlangga Berharap Indonesia-Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama Transisi Energi, Kesehatan dan Ekonomi Digital

Dalam Gojek Xcelerate, para usaha rintisan akan mendapat materi lengkap tentang strategi produk dan market fit, growth hacking, fundraising pitch training, leadership, dan culture building dari Gojek. Industri teknologi yang lebih beragam secara gender diyakini akan mendorong lebih banyak inovasi dan mempercepat pertumbuhan bisnis.

“Sebagai contoh Gojek, banyak inovasi yang muncul karena banyaknya perempuan yang mengisi berbagai posisi dari manajer produk hingga teknisi,” kata Dian menambahkan.

Karena itu, kata Nila, Gojek dalam isu kesetaraan gender menjadi terdepan dan meninggalkan para pesaingnya. Buktinya di level manajemen atas Gojek, 33% adalah perempuan. Angka ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata perusahaan industri teknologi yang hanya sekitar 30%.

Selain inisiatif perusahaan, Nila juga berharap pemerintah dapat ikut serta dalam memperjuangkan kesetaraan gender di sektor industri teknologi. Ini semata-mata demi meningkatkan produktivitas serta kreativitas perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia.

“Kami mohon bantuan pemerintah bagaimana kita dapat mengangkat, tidak hanya pendiri usaha perempuan, namun juga karyawati-karyawati. Jadi, kesetaraan gender itu juga hal yang perlu kita angkat. Pendiri perempuan usaha rintisan bisa jadi teladan bagi pendiri-pendiri usaha lain dan bagi kaum wanita secara umum,” kata Nila.

Baca Juga :   AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1 Triliun di 2019

Studi McKinsey Global Institute Analysis menyebutkan, partisipasi wanita dalam ketenagakerjaan bisa berkontribusi senilai US$ 135 miliar bagi ekonomi Indonesia.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics