TOD Adhi Commuter Properti: Penjualan Pre-Sales untuk 11 Proyek Capai 58,1%

0
684

Anak perusahaan Adhi Karya, PT Adhi Commuter Properti (ADCP) terus fokus mengembangkan proyek hunian berbasis transit oriented development (TOD) dari stasiun LRT Jabodebek. Meski ada pandemi Covid-19, permintaan hunian TOD menunjukkan tren yang baik. Namun demikian, ADCP menyebut konsumen hunian ini mayoritas masih diminati oleh segmen investor, dibandingkan dengan segmen end-user. Proporsinya sekitar 60% investor dan 40%-nya pengguna akhir.

Direktur Utama Adhi Commuter Properti (ADCP) Rizkan Firman memaparkan konsep hunian TOD yang menempel langsung kepada transportasi massal di Jabodetabek sangat relevan bagi masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi.

“Apalagi hunian kami dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang mendukung gaya hidup masyarakat. Inilah yang menjadi daya tarik dari hunian yang tengah kami kembangkan,” kata Rizkan dalam acara Media Gathering yang dilaksanakan pada Kamis (16/09/2021).

LRT akan menjadi salah satu tulang punggung transportasi massal di Jabodebek (Jakarta- Bogor- Depok- Bekasi), di samping kereta rel listrik (KL), mass rapid transit (MRT), dan bus rapid transit (BRT). Presiden Joko Widodo pada Juni 2021, menyebutkan bahwa LRT Jabodebek akan beroperasi pada Juni 2022. Saat ini berbagai proyek properti TOD ADCP berada di posisi yang tepat bagi masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari pengoperasian jalur LRT yakni Cibubur– Cawang, Cawang– Dukuh Atas, Cawang – Bekasi Timur. Jumlah penumpang LRT diprediksi mencapai hingga 675.000 orang per hari pada 2025 nanti. Optimisme ADCP juga terekam dalam kinerja perusahaan yang mencatatkan hasil positif.

Baca Juga :   Adhi Commuter Properti Bayar Utang Jatuh Tempo Obligasi I Tahun 2021

Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza mengatakan animo masyarakat akan hunian konsep TOD yang dikembangkan ADCP terbilang tinggi. Penjualan pre-sales untuk proyek-proyek ADCP hingga kini sebesar 58,1% untuk 11 proyek yang saat ini dikembangkan.

“Hal ini menunjukkan permintaan yang kuat untuk kelas akses residensial berkonsep TOD yang terletak di simpul-simpul transportasi utama. Sekaligus membuktikan bahwa konsep TOD menarik sebagai tujuan investasi. Konsep TOD sudah diterapkan di Hongkong, Tokyo, Singapura, Beijing, dan Copenhagen,” kata Indra.

Indra menambahkan perusahaan memiliki proses yang sangat terstruktur dan efisien pada cash conversion cycle. Dalam pengembangan proyek, dari mulai start konstruksi sampai dengan serah terima membutuhkan waktu sekitar 18 sampai 24 bulan yakni untuk landed house atau rumah tapak, dan sekitar 36 bulan untuk proyek hunian bertingkat.

Ia mengatakan pada dasarnya ADCP memiliki siklus pendapatan yang cukup cepat disertai dengan metode pengembangan yang efisien dan periode launch to transfer untuk menjaga pertumbuhan fundamental bisnis yang positif.

Baca Juga :   ADCP Angkat Komisaris Independen Baru, Sosok Ini Relawan Prabowo

Melihat prospek TOD, Direktur Pengembangan Bisnis ADCP Rozi Sparta menyebutkan bahwa pihaknya optimistis akan bisnis hunian TOD yang tengah dikembangkan perusahaan. Hal ini tak terlepas akan adanya dukungan pemerintah berupa pelonggaran PPN hingga 100% untuk properti bernilai hingga Rp2 miliar dan 50% untuk properti bernilai lebih dari Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics