
Implementasi Teknologi 5G Dorong Produktifitas Industri

Para pembicara dalam webinar 'Strategi Pengembangan 5G di Indonesia untuk Mangkatalisasi Industri 4.0' yang diadakan oleh The Iconomics, Jumat (20/8).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan implementasi teknologi 5G akan mendorong produktifitas sektor industri. Tantangannya adalah bagaimana perusahaan-perusahan atau pelaku industri mengaplikasikan teknologi ini pada proses bisnis mereka.
“Kalau kami dari Kementerian Perindustrian memandang bahwa 5G ini adalah suatu faktor produktifitas. Jadi, ke depan bangsa kita itu harus mulai menyiapkan dari infrastruktur, orangnya, teknologinya dan regulasi-regulasi yang ada di dalamnya juga harus dipersiapkan. Abosrpsi daripada perkembangan ini, kuncinya adalah bagaimana kemampuan SDM kita mulai dari pengguna industrinya, agar mampu inline dengan apa yang di-install dengan konsep besar 5G dengan keunggulan-keunggulannya,” ujar Taufiek dalam webinar ‘Strategi Pengembangan 5G di Indonesia untuk Mangkatalisasi Industri 4.0’ yang diadakan oleh The Iconomics, Jumat (20/8).
Taufiek mengatakan perkembangan teknologi 5G ini memang harus bisa memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia. Karena itu, ia berharap para ahli software mampu menyeimbangkan dengan kebutuhan-kebutuhan dari sektor-sektor yang ada di Indonesia. Di sektor industri, yang menyumbang 20% perekonomian Indonesia, adopsi teknologi 5G ini bisa dimulai dari 7 sektor prioritas seperti tekstil, sektor elektronik, makanan & minuman, farmasi dan alat kesehatan.
Tantangannya memang bagaimana perusahaan-perusahaan atau pelaku industri ini bisa mengabsorpsi perkembangan teknologi ini. “Kadang-kadang komitmen perusahaan belum tentu bisa mengikuti perkembangan dari teknologi. Jadi tentunya komitmen manajemen itu juga bagian daripada mempercepat 5G ini kedepannya,” ujarnya.
Karena itu, diperlukan pendekatan kepada para pelaku industri untuk bisa mendeliver perkembagan teknologi ini termasuk menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya. Namun, yang pasti, Taufiek mengatakan secara empiris atau pengalaman di beberapa negara, aplikasi teknologi 5G di sektor industri ini bisa meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, profitabilitasnya tinggi dan sebagainya.
“Kalau itu bisa diterapkan, bahasa komunikasi mesin, seperti Artificial Intelligence (AI), machine learning, itu juga bisa di-translate [untuk] kebutuhan masing-masing industri, hingga terintegrasi sampai ke sektor logistiknya,” ujarnya.
Ia menambakan dengan data analitik, bisa mengetahui kebutuhan pasar termasuk kebutuhan pasar luar negeri, sehingga produksi bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
“Jadi, mudah-mudahan ke depan ini strateginya betul-betul bisa diimplementasikan. Ini yang penting. IKM-IKM sebagai penyangga dari ekonomi kita, itu juga bisa mengabsorpsi perkembangan ini. Kami juga punya kawasan industri nanti bisa menerapkan 5G,” ujarnya.
Leave a reply
