Penyaluran Kredit Lesu, Kepemilikan Bank di SBN Meningkat Menjadi 25,28%

0
349

Penyaluran kredit yang mengalami penurunan selama pandemi Covid-19, menyebabkan kepemilikan bank di Surat Berharga Negara (SBN) meningkat. Bank mengalihkan dana yang mereka miliki ke SBN di tengah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tetap kencang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan porsi kepemilikan bank pada SBN saat ini sebesar 25,38%, meningkat dari 20,73% pada tahun 2019a atau sebelum pandemi Covid-19.

“Pada saat bank tidak bisa menyalurkan kredit, dimana ekonomi mengalami dampak yang sangat buruk dari Covid, permintaan terhadap kredit turun, sementara dana pihak ketiga di bank melonjak, bank harus menempatkan dananya dan mereka membeli SBN,” ungkap  Sri Mulyani, saat rapat kerja dengan Badan Anggaan DPR RI, Senin (12/7).

Sri Mulyani menambahkan, pembelian SBN oleh bank ini membuat bank bisa bertahan di tengah pandemi. “Karena kalau tidak, mereka menanggung DPK (Dana Pihak Ketiga) yang harus diberikan bunga, namun tidak bisa menyalurkan kredit karena permintaan kredit merosot karena ekonomi sedang menurun dan bahkan kredit yang ada pun mereka mengalami adanya kesulitan pembayaran cicilan,” ujarnya.

Baca Juga :   Perkiraan Terbaru Bank Indonesia, Fed Fund Rate akan Turun 3 Kali Tahun Ini, Bagaimana dengan BI Rate?

Selain bank, porsi kepemilikan Bank Indonesia (BI) pada SBN juga meningkat tajam, sebagai konsekuensi dari Surat Keputusan Bersama (SKB) Satu dan SKB Dua Tahun 2020 lalu dimana BI berperan aktif membatu pemerintah di dalam penanganan Covid-19 terutama di bidang pembiayaan. Porsi kepemilikan BI pada SBN kini meningkat menjadi 23% dari sebelumnya pada tahun 2019 hanya 9,9%.

“Saya berterima kasih kepada Pak Gubernur BI. Pak Gubernur tetap bisa menjaga kredibilitas dan reputasi BI sebagai Bank Indonesia yang independen, namun tetap bisa membantu pada saat negara menghadapi suatu tantangan yang luar biasa dahsyat seperti Covid ini,” ujar Sri Mulyani.

Selama semester pertama 2021, pemerintah telah menerbitkan SBN senilai Rp443 triliun. Total pembelian BI sebesar Rp120 triliun, yang terdiri dari SUN sebesar Rp79,66 triliun dan SBSN Rp40,49 triliun. “Ini adalah peran Bank Indonesia yang sangat penting pada saat kita menghadapi volatilitas di sektor keuangan. Bank Indonesia sebagai backstop, stand by buyer SBN kita,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga :   KSSK: Tekanan Jual Investor Asing di Pasar Modal Sudah Berkurang

Di saat porsi kepemilikan bank dan Bank Indonesia meningkat pada SBN, kepemilikan investor asing berkurang drastis. Sri Mulyani mengatakan porsi kepemilikan asing berkurang dari 38,5%, sekarang menurun menjadi 22%.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics