Perusahaan Tambang Emas, Archi Indonesia Umumkan Rencana IPO

1
320

Perusahaan tambang emas, PT Archi Indonesia Tbk (Archi) mengumumkan rencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juni 2021.

Archi akan melepas sebanyak-banyaknya 4.967.500.000 lembar saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp10, setiap saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra mengatakan tujuan dari IPO Perseroan adalah untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan Perseroan, sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.

“Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum,” ujar Rudy saat paparan publik, Senin (31/5).

Rudy mengajak masyarakat untuk berinvestasi di saham Archi karena Archi merupakan salah satu saham yang tercatat di BEI yang memiliki exposure penuh terhadap bisnis pertambangan emas, dimana emas merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor, “Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustained dari waktu ke waktu,” ujarnya.

Baca Juga :   Pegadaian Perdalam Pasar Nasabah Premium di Surabaya

Untuk kepentingan IPO ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini.

Adam Jaya Putra, Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi menjelaskan, sekitar 90% dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh Perseroan dan/atau Entitas Anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan Perseroan serta Entitas Anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.

Archi, yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1.9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.

Archi, atau juga dikenal dengan Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia yang terdiri dari dua Kontrak Karya yang dimiliki oleh Entitas Anak Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN).

Baca Juga :   Antam Bukukan Laba Rp2,85 Triliun Hingga Kuartal III-2023

Kedua kontrak karya ini berlaku hingga tahun 2041, dan bisa mendapatkan dua kali perpanjangan, masing-masing untuk jangka waktu maksimum 10 tahun. Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas yang memiliki tingkat Cadangan Bijih emas tertinggi serta Umur Tambang (Life-of-Mine – LOM) terpanjang di kawasan Asia Tenggara menurut konsultan industri pertambangan CRU International Limited (CRU).

Dengan pertumbuhan volume produksi yang stabil sejak tahun 2011, Archi telah berhasil memproduksi lebih dari 200 kilo ons (setara dengan 6,2 ton) emas per tahunnya sejak tahun 2016, dan mencatatkan rekor produksi tertinggi mencapai 270 kilo ons (setara dengan 8,4 ton) emas. Hingga akhir tahun 2020, Archi baru mengeksplorasi dan menambang emas sekitar 10% dari total keseluruhan area konsesinya yang memiliki luas sekitar 40.000 hektar, karena itu Archi masih memiliki potensi penambahan Cadangan Bijih emas secara signifikan.

Pada tahun 2020, Archi mencatatkan total Pendapatan sebesar US$393,3 juta dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di provinsi Sulawesi Utara, dimana sekitar 98% dari total Pendapatan Perseroan pada tahun 2020 dihasilkan dari penjualan emas. Selain itu, komitmen Perseroan dalam melakukan berbagai upaya efisiensi biaya juga berdampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan, dimana Archi berhasil mencatatkan Laba Bersih sebesar US$123,3 juta pada tahun 2020 lalu.

Baca Juga :   Antam Tetap Mampu Bukukan Laba Rp 3,85 T di 2024, Walau Harga Emas Berfluktuasi

Kedepannya Archi Indonesia memiliki berbagai rencana untuk terus mengembangkan dan meningkatkan tata kelola dan operasional perusahaan. Salah satunya adalah Perseroan menargetkan untuk meningkatkan kapasitas Pabrik Pengolahan bijih emas yang dimiliki saat ini, dari 3,6 juta ton per tahun (pada akhir tahun 2020) menjadi 8,0 juta ton per tahun (pada akhir tahun 2025). Dengan peningkatan kapasitas ini akan memungkinkan Archi untuk mencapai produksi sebanyak lebih dari 450 kilo ons (setara dengan lebih dari 14 ton) emas per tahun.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

1 comment

Leave a reply

Iconomics