KCJB Gerak Cepat Kejar Target

0
133

Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) catatkan momentum besar dalam hubungannya dengan percepatan pembangunan. Proses kemajuan pembangunan jalur layang (elevated) ditandai dengan instalasi box girder pertama. Instalasi girder di casting yard #1, Cikarang Barat ini merupakan tempat produksi girder terbesar untuk Proyek KCJB, seluas 28 hektar.

Prosesi instalasi box girder pertama dengan bobot 800 ton tersebut disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia Xiao Qian, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin, Komisaris PT KCIC Tumiyana dan Sahala Lumban Gaol, Komisaris Utama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) Bintang Perbowo, Direktur Utama PSBI Natal Argawan Pardede, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Chandra Dwiputra, beserta Direksi perusahaan BUMN lainnya.

Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan bahwa 60% dari total keseluruhan trase KCJB didominasi oleh struktur elevated, pemasangan box girder ini akan mendorong percepatan pembangunan trase yang direncanakan tersambung keseluruhannya pada 2020 mendatang. Ia meyakini bahwa selain sebagai milestone, proses instalasi ini dapat menjadi semangat untuk mewujudkan kereta cepat sebagai solusi masyarakat perkotaan dalam bertransportasi antar kota dengan cara dan nuansa yang baru.

Baca Juga :   Pertamina Perkuat Transformasi Digital dengan Menggandeng Microsoft

Selain pemasangan box girder, ada kemajuan dari Proyek KCJB yang datang dari Bandung. Salah satu bridge continuous beam yang terbentang di atas ramp jalan tol Purbaleunyi telah sukses tersambung. Menurut Chandra, terdapat milestone lain dimana salah satu bridge continuous beam di DK131 yang berlokasi di Buah Batu, Bandung telah sukses tersambung pada Rabu, 25 September lalu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno memastikan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) berjalan sesuai target.

”Ini merupakan pencapaian luar biasa dan suatu lompatan untuk memacu semangat sinergi semua pihak yang terlibat untuk mewujudkan Kereta Cepat pertama pada 2021. Saya terus mendukung dan mendorong semoga berjalan baik dan dapat beroperasi sesuai yang ditargetkan,” kata Menteri BUMN dalam siaran pers.

Untuk informasi mengenai proyek ini,  dalam memenuhi kebutuhan box girder di sepanjang trase, proyek kereta cepat Jakarta Bandung memiliki tiga buah casting yard yang tersebar di beberapa titik di Cikarang dan Bandung. Dalam proses pembangunannya, PT KCIC dan kontraktor yang terlibat dalam proyek pembangunan kereta cepat pertama di Indonesia yakni Sinohydro, Wijaya Karya (WIKA) dan CREC, terus mengupayakan proses pengerjaan dengan metode yang efektif dan efisien agar proyek dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Sinergi untuk mempercepat prosesnya juga diterapkan dalam proses pengerjaannya.

Baca Juga :   Hari Santri, Ekonomi Pesantren dan Ekspansi BNI Syariah

Casting Yard #1 DK28 merupakan sinergi dilakukan antara Sinohydro dan WIKA. Dimana dalam pengimplementasiannya Sinohydro terlibat dalam proses pembuatan girder sedangkan WIKA terlibat dalam proses pembuatan pier. Hingga akhir September 2019, WIKA telah menyelesaikan 14 pier di DK28 tersebut. Jumlah tersebut diluar puluhan bahkan ratusan pier yang akan berdiri di sepanjang sisi jalan tol Jakarta-Cikampek. Dalam praktik konstruksinya, WIKA terus mengupayakan percepatan pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek kualitas dari mutu bahan yang digunakan seperti penggunaan flyash untuk memperkokoh dan memperhalus permukaan pier yang dibangun.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics