Begini Strategi Investasi BNI Life untuk Mengamankan Dana Nasabahnya

Per kuartal keempat 2020 lalu, total dana investasi PT BNI Life Insurance mencapai Rp18,26 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 14,19% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Shadiq Akasya, Direktur Utama PT BNI Life Insurance mengatakan manajemen berkomitmen untuk mengamankan investasinya dengan menerapkan strategi investasi yang lebih besar pada instrumen fixed income. Obligasi yang dipilih pun mayoritas adalah obligasi dengan rating AAA yaitu sebanyak 77%. Kemudian, ada sekitar 18% diinvestasikan pada obligasi dengan rating AA. Sisanya hanya sedikit pada obligasi dengan rating A.

BNI Life, lanjutnya juga memiliki komite investasi. “Jadi pada saat kita mau masuk itu sudah ada rambu-rambu untuk melakukan investasi di mana. Tadi saya sampaikan fixed income seperti obligasi adalah AAA lebih daripada 70%,” ujar Shadiq dalam webinar Industri Asuransi Jiwa-Hikmah dari Pandemi dan Bagaimana Selanjutnya, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Rabu (10/3).

Selain di obligasi, BNI Life juga berinvestasi pada saham.”Cuma saham itu untuk saat ini kondisi pandemi, kami tidak lebih dari pada 5%,” ujarnya.

Saham yang dipilih juga, tambahnya bukan saham gorengan. Tetapi hanya saham yang masuk dalam indeks Kompas100 dan LQ45. “Kita utamkan kedua itu. Jadi mudah-mudahan bukan saham yang dalam tanda kutip gorengan, yang itu sudah kita hindarkan dan komposisi untuk saham ini mimimal sekali,” ujarnya.

BNI Life juga berinvestasi pada instrumen reksa dana. Shadiq mengatakan dari sekitar 93 produk reksa dana yang ada di Indonesia, BNI Life hanya menggunakan 15 produk reksa dana dari 20 besar yang dinilai paling baik.

“Mudah-mudahan dengan investasi seperti itu memberikan kenyamanan bagi nasabah BNI dan mudah-mudahan ini juga kita terhidnar dari isu-isu negatif di sisi investasi,” ujarnya.