PCP Express Ekspansi ke Pasar Ekspor di Tengah Pertumbuhan Pesat Industri Jasa Logistik

0
814

Logistik menjadi salah satu bisnis yang bertahan di tengah pandemi Covid-19, terutama untuk model bisnis C-to-C dan B-to-C. Perubahan perilaku berbelanja masyarakat yang beralih ke online membuat bisnis e-commerce kian meledak (booming). Seiring dengan itu, kebutuhan akan jasa pengiriman pun meningkat sehingga perusahaan jasa logistik ikut bertumbuh.

“Di tengah-tengah pandemi ini, perusahaan logistik adalah industri yang masih dapat bertahan, karena dengan adanya booming e-commerce dan juga pengiriman dari sektor-sektor farmasi,” ujar Dennis Soemarno, CEO PCP Express saat bertemu media secara virtual, Selasa (24/11).

Data RedSeer menunjukkan, bisnis jasa logistik selama pandemi Covid-19 tumbuh hingga 100%, bahkan mencapai puncak tertinggi sepanjang September 2020 dengan pertumbuhan hampir 400%. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan penggunaan layanan e-commerce dan marketplace yang meningkat 69% selama masa pandemi di Indonesia.

Di tengah pertumbuhan yang pesat industri jasa logistik ini, PCP Express terus berinovasi mencari peluang-peluang bisnis baru.  Sebagai pemain logistik lokal dengan jaringan yang kuat di seluruh Indonesia, PCP Express meluncurkan layanan terbaru yang memudahkan pebisnis UMKM mengirimkan produk mereka ke pasar ekspor. Layanan baru ini merupakan hasil kolaborasi antara PCP Express dengan Janio, sebuah perusahaan logistik lintas negara. Pada tahap pertama sejak Oktober lalu, kerja sama keduanya untuk pengiriman produk UMKM ke pasar Singapura dan Malaysia.

Baca Juga :   Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Fokus Sektor Produksi

Lewat layanan ini, PCP Express membidik kenaikan volume transaksi mencapai 50% di kuartal IV-2020. Di tahun depan, PCP Express meyakini layanan ekspor bisa memacu kenaikan volume pengiriman barang hingga 200%.

“Kami juga berencana untuk ekspansi layanan ekspor ke negara lain yang prospektif. Periode post-pandemi di tahun depan akan memacu pertumbuhan sektor logistik lebih tinggi,” ujar Dennis.

Sementara Janio meyakini pertumbuhan transaksi digital di Asia Tenggara akan membawa berkah bagi pebisnis UMKM Indonesia. Janio optimistis tren volume pengiriman barang ekspor akan terus tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi global pasca pandemi.

Setelah Singapura dan Malaysia, Janio akan menambahkan rute perdagangan ekspor kerjasama ini ke negara lainnya seperti Australia, US, Thailand, Hongkong, dan lain lain. Saat ini jaringan Janio sudah mencakup 75 rute perdagangan di 15 negara. “Pasar ekspor Indonesia akan terus tumbuh karena e-commerce Indonesia berkonstribusi 50% dari pasar ekonomi digital Asia Tenggara yang terus membesar,” ujar Syed Ali Ridha Madihid, COO Janio.

Baca Juga :   Gapki Perkirakan Ekspor Sawit Indonesia Akan Turun Lebih dari 4% di 2024, Begini Penjelasannya

Di pasar Indonesia, Janio telah menjalin kemitraan dengan Asosiasi eCommerce Indonesia (idEA) untuk membantu pelaku usaha e-commerce memasuki pasar Asia Tenggara. Janio menargetkan bisa melayani volume pengiriman barang ekspor mencapai 50% dari Indonesia.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mencatat, perusahaan logistik berperan penting dalam ekosistem digital. Karenanya, investor menanamkan modalnya ke beragam model bisnis startup logistik, baik Business to Costumer (B2C), Customer to Customer (C2C), Business to Business (B2B) maupun gabungan (B2B2C).

Potensi pasar ekspor juga seiring dengan upaya pemerintah mendorong UMKM untuk merambah ekosistem digital saat pandemi virus corona. Digitalisasi dinilai dapat meningkatkan keuntungan pelaku usaha, dan menghemat biaya ekspor. Berdasarkan riset Asia Pacific MSME Trade Coalition (AMTC), digitalisasi dapat menghemat biaya ekspor pelaku UMKM di India, Tiongkok, Korea Selatan dan Thailand hingga US$ 339 Miliar. Selain itu, teknologi digital menghemat waktu untuk ekspor 29% dan mereduksi biayanya hingga 82%.

Leave a reply

Iconomics