
Penjualan Naik 4 Kali Lipat, IKM Alat Angkut Akan Masuk di Produksi Komponen Sepeda

Ilustrasi aktivitas pesepeda di Jakarta/Alex Mulya
Industri kecil menengah (IKM) alat angkut menilai peningkatan penjualan sepeda sebagai peluang untuk masuk dalam produksi komponen sepeda sebagai substitusi kebutuhan impor. Untuk 2020, misalnya, penjualan sepeda naik 4 kali lipat dibandingkan penjualan tahun lalu.
“Ini merupakan peluang besar bagi IKM kita, termasuk sektor alat angkut untuk bisa ikut berkontribusi,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Minggu (15/11).
Gati mengatakan, pihaknya mendorong IKM alat angkut memproduksi rangka sepeda sebagai salah satu kompoen utama. Namun demikian, dalam membuat rangka sepeda tersebut, diperlukan teknik pengelasan yang benar untuk menjamin keselamatan pengendaranya.
“Untuk itu, melalui program pembinaan terhadap IKM alat angkut, kami memberikan pendampingan bimbingan teknis tentang pengelasan. Kegiatan ini sudah kami laksanakan bagi IKM alat angkut di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu,” kata Gati.
Teknik pengelasan, kata Gati, merupakan teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam penambah sehingga menghasilkan sambungan yang berkesinambungan.
“SDM yang melakukan pengelasan perlu didukung pengetahuan dasar pengelasan dan juga perlu memiliki keterampilan teknis dalam hal penggunaan alat dan mesin las, persiapan mengelas, cara pengelasan, serta pencegahan dan perbaikankesalahan las agar dapat memberikan hasil pengelasan yang berkualitas,” kata Gati.
Karena itu, Gati bertekad untuk terus mendorong penguatan daya saing IKM alat angkut melalui peningkatan di sisi quality, cost, dan delivery (QCD). “Salah satunya melalui bimbingan teknis untuk penguatan kompetensi SDM di sektor IKM,” kata Gati.
Selain itu, kata Gati, pihaknya melaksanakan program kegiatan yang diyakini mampu mendorong peningkatan permintaan produk IKM di Indonesia. Berikutnya, pemberian fasilitasi mesin dan peralatan, pendampingan tenaga ahli, serta fasilitasi sertifikasi produk maupun kompetensi SDM.
“Industri alat angkutan merupakan sektor yang memiliki peran besar terhadap perekonomian nasional,” kata Gati. Hal ini terlihat dari nilai investasi di sektor tersebut yang mencapai Rp 8,39 triliun pada 2019 atau masuk dalam 5 besar sektor industri dengan nilai investasi terbesar setelah industri makanan, industri logam, serta industri kimia dan farmasi.
Leave a reply
