
Proyeksi Pertumbuhan Kredit Perbankan Baru Bisa Dilakukan pada Juli 2020

OJK soal penarikan objek jaminan fidusia/Republika
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meminta peta bisnis dari pelaku industri perbankan terkait proyeksi pertumbuhan kredit di 2020. Situasi pandemi Covid-19 membuat kondisi mudah berubah sehingga proyeksinya baru bisa dibuat pada Juli 2020.
“Kita baru akan merevisi bisnis plan untuk proyeksi kredit di bulan juni jadi ini masih sangat volatil. Situasi masih sangat dinamis sehingga aru di bulan juni akan kita buat proyeksinya,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK secara virtual di Jakarta, Senin (10/5).
Wimboh menuturkan, sepanjang Kuartal I/2020 penyaluran kredit per 31 Maret 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,95% secara tahunan (yoy). Angka tersebut naik terhadap pertumbuhan penyaluran kredit pada Desember 2019 yang hanya sebesar 6,08% yoy.
Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari pertumbuhan dana valuta asing dan dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat 9,45% yoy pada bulan Maret 2020. Sedangkan pada Desember 2019, hanya 6,54% yoy.
Selain itu Wimboh mengatakan berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit ini didukung oleh kredit investasi yang naik 13,56% yoy, dan kredit modal kerja yang naik 6,63% yoy.
“Kita melihat kredit masih tumbuh karena perusahaan-perusahaan ini yang mempunyai fasilitas kredit masih menarik (kredit) karena di kondisi ini mereka justru memerlukan tambahan kredit dimana fasilitasnya sudah ada dan yang sudah direncanakan sebelumnya harus jalan proyeknya dan ini tetap jalan,” kata Wimboh.
Menurut Wimboh, OJK bersama anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus memantau dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor riil yang berimbas terhadap sektor keuangan. Juga memantau tanda-tanda perbaikan terhadap kondisi saat ini sekaligus menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk memitigasi dampak dari Covid-19.
“Ini semua kan bersifat sementara dan akan kita lihat kondisinya apabila ini sudah ada tanda-tanda perbaikan otomatis ini akan kembali semula sehingga ini kebijakan yang kita lakukan bersama Kemenkeu, BI dan LPS untuk menjaga agar dampaknya tidak terlalu signifikan kepada sektor riil dan keuangan sehingga recovery-nya cepat,” tuturnya.
Wimboh mengakui, sulit untuk memperkirakan proyeksi pertumbuhan kredit pada akhir tahun ini. Namun, melalui kebijakan-kebijakan serta langkah mitigasi yang telah diterapkan OJK dan pemerintah, Wimboh berharap recovery akan berlangsung cepat setelah pandemi dapa teratasi.
Leave a reply
